kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.950.000   -18.000   -0,91%
  • USD/IDR 16.310   12,00   0,07%
  • IDX 7.156   38,26   0,54%
  • KOMPAS100 1.043   8,35   0,81%
  • LQ45 800   4,89   0,62%
  • ISSI 232   2,05   0,89%
  • IDX30 415   0,46   0,11%
  • IDXHIDIV20 485   0,27   0,06%
  • IDX80 117   0,78   0,67%
  • IDXV30 119   -0,05   -0,04%
  • IDXQ30 133   0,10   0,08%

Penarikan Utang Baru Pemerintah Melonjak, Capai Rp 349,3 Triliun Per Mei 2025


Selasa, 17 Juni 2025 / 16:18 WIB
Penarikan Utang Baru Pemerintah Melonjak, Capai Rp 349,3 Triliun Per Mei 2025
ILUSTRASI. Kementerian Keuangan sudah melakukan penarikan utang baru mencapai Rp 349,3 triliun hingga Mei 2025.


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Kementerian Keuangan sudah melakukan penarikan utang baru mencapai Rp 349,3 triliun hingga Mei 2025.

Penarikan utang baru ini tercatat meningkat tajam sebanyak 164,22% year on year (yoy) bila dibandingkan dengan periode sama tahun lalu yang mencapai Rp 132,2 triliun.

Wakil Menteri Keuangan II Thomas Djiwandono mengungkapkan, realisasi penarikan utang baru Rp 349,3 triliun tersebut telah mencapai 45% dari pagu 2025 yang mencapai Rp 775,9 triliun.

Sementara itu, pembiayaan non utang mencapai Rp 24,5 triliun atau turun 49% yoy dari periode sama tahun lalu yang mencapai Rp 47,6 triliun, dan sudah mencapai 15% dari pagu yang ditargetkan Rp 159,7 triliun.

Baca Juga: Penerimaan Pajak Hingga Mei 2025 Masih Turun 10,13%

Thomas membeberkan, pembiayaan non utang ini artinya pemerintah tidak menambah utang baru, melainkan berinvestasi di sektor tertentu.

Dengan realisasi pembiayaan utang dan non utang tersebut, pembiayaan anggaran hingga Mei 2025 sudah mencapai Rp 334,8 triliun atau 52,7% dari pagu Rp 616,2 triliun.

“Realsiasi akhir Mei 2025 ini untuk pembiayaan anggaran Rp 324,8 triliun, atau 52,7% dari target,” tutur Thomas dalam konferensi pers, Selasa (17/6).

Adapun Thomas menjelaskan, strategi pembiayaan utang tahun ini dikelola secara prudent, fleksibel, oportunistik dan terukur. Mencakup aspek waktu, instrument dan currency mix.

Sejalan dengan itu, pelaksanaan prefunding, cash buffer yang memadai, dan active cash serta debt management juga terus dilakukan.

Baca Juga: Geopolitik Memanas, Bank Sentral Dilema Pangkas Bunga, Pertumbuhan Ekonomi Terancam?

Selanjutnya: Diamond Food (DMND) Bagi Dividen Rp 66,27 Miliar dan Rombak Direksi-Komisaris

Menarik Dibaca: 5 Manfaat Kafein untuk Kulit, Bikin Kulit Cerah dan Bebas Selulit

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×