kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.528.000   8.000   0,53%
  • USD/IDR 16.249   -49,00   -0,30%
  • IDX 7.070   4,24   0,06%
  • KOMPAS100 1.057   1,04   0,10%
  • LQ45 829   -1,69   -0,20%
  • ISSI 215   0,70   0,33%
  • IDX30 423   -0,88   -0,21%
  • IDXHIDIV20 513   0,07   0,01%
  • IDX80 120   -0,02   -0,02%
  • IDXV30 125   0,88   0,71%
  • IDXQ30 142   0,02   0,02%

Menkeu: Investor khawatirkan sengketa pilpres 2014


Senin, 30 Juni 2014 / 10:14 WIB
Menkeu: Investor khawatirkan sengketa pilpres 2014
ILUSTRASI. Viral istilah Body Count di TikTok, apa artinya?


Reporter: Asep Munazat Zatnika | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Panasnya situasi politik di masa kampanye pemilihan calon presiden (capres) 2014 ternyata membuat para investor asing mengkhawatirkan hasil Pilpres 2014. Investor khawatir jika hasil pilpres berujung sengketa.

Hal itu dikatakan oleh Menteri Keuangan Chatib Basri setelah menemui sejumlah investor asing di Singapura hari kamis (26/5) lalu. “Saya baru sadar, begitu khawatirnya semua investor kepada Pemilu,” ujar Chatib, Jumat (27/6), di Jakarta.

Salah satu indikator suasana kekhawatiran itu ditunjukkan dengan nilai tukar rupiah yang terus merosot dalam beberapa minggu terakhir. Bahkan kini, sudah melewati angka Rp 12.000 per dollar AS.

Chatib menegaskan, kekhawatiran para investor tersebut bukan tentang siapa yang terpilih untuk memimpin Indonesia nanti, melainkan khawatir jika hasil pilpres menimbulkan sengketa lalu bisa berujung konflik.

Namun demikian, Chatib mengaku sudah menjelaskan kepada para investor di Singapura bahwa Indonesia sudah memiliki pengalaman baik dalam menghadapi Pemilu. Sebab, Pilpres 2014 ini bukan kali pertama suasana politik di Indonesia memanas karena Pemilu. Dalam berbagai pemilu, Indonesia dapat melewatinya dengan aman.

Selain itu, Chatib juga menjelaskan kalau secara fundamental ekonomi Indonesia saat ini terus membaik. Ini ditunjukkan dengan neraca perdagangan yang menunjukan tren surplus. Lalu defisit anggaran di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tidak akan lebih dari 3% dari Produk Domestik Bruto.
"Satya juga mengatakan siapapun presidennya, pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2014 harus bisa membaik, menuju 7%," tutur Chatib.

Selain kemungkinan berujung konflik, investor juga mempertanyakan dampaknya terhadap kebijakan ekonomi Indonesia. Misalnya, apakah kebijakan ekonomi Indonesia akan berubah atau akan tetap. Hanya saja, Chatib meyakini dampak pemilu ini sudah di diukur oleh pelaku pasar. "Jadi, setelah tanggal 9 Juli nanti nilai tukar rupiah akan membaik," tutur Chatib.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×