kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Menkeu: Defisit neraca dagang hanya sementara


Senin, 03 Maret 2014 / 16:11 WIB
Menkeu: Defisit neraca dagang hanya sementara
ILUSTRASI. Kenali 5 Manfaat Laser Wajah untuk Kecantikan yang Harus Anda Tahu. Tribunnews/Jeprima


Reporter: Margareta Engge Kharismawati, Asep Munazat Zatnika | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data neraca perdagangan Januari 2014 yang mengalami defisit sebesar US$ 430,6 juta. Menteri Keuangan Chatib Basri melihat neraca dagang yang kembali defisit ini sesuai dengan siklus tahunannya.

"Januari neraca perdagangan biasanya memang lemah," ujar Chatib, Senin (3/3). Menurutnya, data Januari adalah pola-pola siklikal yang bersifat temporer.

Mantan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) ini masih optimistis, current account deficit atawa defisit transaksi berjalan hingga akhir tahun bisa di bawah 3% dari PDB.

"Saya optimistis, issue current account deficit bisa diatasi, dan di bawah 3%," ujar Chatib, Senin (3/2) kepada wartawan.

Chatib menjelaskan, dampak larangan ekspor yang menyebabkan kinerja ekspor Januari menurun tidak akan terus berlanjut. Semakin ke depan ekspor akan semakin besar.

Ekspor yang semakin besar ini didorong oleh fasilitas kemudahan impor tujuan ekspor (KITE) yang baru efektif bulan Februari kemarin. Dalam fasilitas ini perusahaan akan bebas bayar Pajak Pertambahan Nilai (PPN). "Ini akan mendorong ekspor ke depan," tandas Chatib.

BPS menyebutkan, defisit neraca perdagangan di Januari disebabkan besarnya defisit sektor migas, yaitu sebesar US$ 1,06 miliar, meski neraca non migas surplus sebesar US$ 0,63 miliar.

Defisit neraca migas terjadi dipengaruhi oleh kebijakan pelarangan ekspor mineral mentah, mulai tahun 2014.

Chatib bilang, pelarangan ekspor minerba memang berpengaruh, tetapi bukan faktor yang sangat signifikan. Ke depan ekspor minerba justru akan semakin baik, seiring mulai efektifnya kebijakan penghapusan pajak impor untuk barang tujuan impor (KITE).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×