kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

BI: CAD di triwulan I di bawah 2% dari PDB


Minggu, 02 Maret 2014 / 14:49 WIB
BI: CAD di triwulan I di bawah 2% dari PDB
ILUSTRASI. Stan Bank Ina Perdana alias Bank Ina saat pameran pasar keuangan rakyat di Jakarta (21/12). KONTAN/Daniel Prabowo/21/12/2014


Reporter: Margareta Engge Kharismawati | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Kondisi current account deficit (CAD) atawa defisit transaksi berjalan di triwulan pertama 2014 diperkirakan tidak melebar. Bank Indonesia melihat CAD akan berada di bawah 2% dari Produk Domestik Bruto (PDB).

Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, secara musimnya triwulan I, kondisi defisit transaksi berjalan rendah. Mengacu pada periode yang sama di tahun lalu, defisitnya sebesar 2,66% dari PDB atau sebesar US$ 5,91 miliar.

Sedangkan di tahun 2012, defisit triwulan I sebesar 1,46% dari PDB atau sebesar US$ 3,19 miliar. Catatan saja, sejak periode terakhir 2011, Indonesia terus mengalami defisit transaksi berjalan.

Menurut Perry, yang menjadi pendorong neraca transaksi berjalan tidak melebar adalah surplus neraca perdagangan non migas yang masih akan naik. Ekspor manufaktur yang positif menjadi penyebabnya.

Permintaan ekspor di Amerika yang lebih baik menyebabkan produk manufaktur Indonesia seperti tekstil, elektronik, dan mesin laris. "Karena pemulihan ekonomi terjadi di Amerika," ujar Perry.

Kabar baik dari manufaktur inilah yang kemudian bisa menutup penurunan ekspor mineral mentah atawa ore. Perry menjelaskan dampak pelaksanaan Undang Undang Minerba paling banyak berimbas pada ekspor biji besi. Sedangkan untuk ore lainnya tidak terlalu berdampak.

Untuk neraca migasnya sendiri, dilihat BI masih mengalami defisit. Bahkan ada kecenderungan lebih tinggi. Sekedar mengingatkan, defisit minyak di keseluruhan tahun 2013 mencapai US$ 22,48 miliar atau naik 9,98% dibanding defisit tahun 2012.

Karena itu, kondisi neraca dagang secara keseluruhan di Januari surplusnya tidak akan sebesar Desember 2013 yang mencapai US$ 1,54 miliar. Ini karena beban di migas yang masih tinggi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×