kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menkes minta GAVI dan AstraZeneca penuhi komitmen terkait pengiriman vaksin


Kamis, 08 April 2021 / 23:25 WIB
Menkes minta GAVI dan AstraZeneca penuhi komitmen terkait pengiriman vaksin


Reporter: Ratih Waseso | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyebut, mitigasi yang akan dilakukan untuk memastikan supply vaksin Covid-19 bagi Indonesia ditempuh dengan empat langkah.

Langkah pertama ialah memastikan dan memproteksi supply vaksin yang sudah ada. Oleh karenanya pemerintah melakukan negosiasi untuk mengamankan supply vaksin yang sudah dijanjikan.

Pemerintah sudah melakukan komunikasi dengan pihak Global Alliance for Vaccine and Immunization (GAVI) dan juga AstraZeneca untuk memenuhi komitmen mereka.

"Ya tolong dipenuhi janjiannya, Saya mengerti ada kesulitan, tapi ya tolong dicarikan jalan. Jangan problemnya dilepas ke kita, karena bukan salah kita sebenarnya. Hal yang sama juga dengan AstraZeneca yang bilateral, kita mengerti mereka juga ada isu. Tapi itu kan masalahnya di mereka, tolong dijaga komitmennya karena bisa jadi merembet-rembet ke kita," tegas Budi saat Rapat Kerja bersama Komisi IX DPR RI pada Kamis (8/4).

Baca Juga: Akhir April, Bio Farma terima 500.000 dosis Sinopharm untuk vaksinasi gotong royong

Budi menyebut untuk negosiasi dengan GAVI sedang dilakukan oleh Menteri Luar Negeri guna memastikan supply vaksin bagi Indonesia dapat terpenuhi.

Selain itu Budi juga telah berkirim surat ke GAVI terkait hal tersebut. Adapun sesuai komitmen sebelumnya Indonesia mendapatkan supply vaksin gratis melalui GAVI sebanyak 54 juta dosis.

Tak hanya itu, Budi juga sempat bertemu dengan Menteri Luar Negeri Inggris untuk meminta bantuan dicarikan alternatif supply vaksin AstraZeneca dari negara lain di luar India.

"Strategi nomor satu adalah memastikan supply yang ada baik yang terganggu maupun tidak terganggu kita jaga mati-matian sampai. Khususnya AstraZeneca kita sudah melakukan pembicaraan tingkat tinggi di level bilateral sudah, sampai ke menteri kalau perlu nanti kita bisa bicara antar Kepala Negara," imbuhnya.

Kedua, langkah yang ditempuh ialah mendorong pengadaan vaksin gotong royong. Di mana untuk vaksin gotong royong saat ini sudah didapatkan komitmen dari Sputnik, Cansino dan Sinopharm.

"Kalau vaksin gotong royong itukan bisa banyak yang masuk, kalo program pemerintah hanya empat dan masih empat jenis. Alternatif berikutnya selain kita mencoba memproteksi supply yang ada adalah kita mencoba melalui jalur vaksin gotong royong yang dilead oleh Kementerian BUMN," kata Budi.

Ketiga, mencari alternatif tambahan vaksin dari komitmen yang sudah didapatkan. Terutama dari Sinovac dan dimungkinkan dari Amerika.

"Kenapa China karena mereka yang terbukti paling konsisten memenuhi janjinya. Bisa nggak ditambah 100 juta kalau ada apa-apa terjadi dengan GAVI dan AstraZeneca," imbuhnya.

Diskusi dengan pemerintah China kini sedang berjalan. Budi menyebut pihak Sinovac sudah membuka peluang penambahan vaksin, namun memang perlu dilakukan komunikasi di level yang lebih tinggi.

Baca Juga: Temuan Uni Eropa: Kemungkinan ada hubungan vaksin AstraZeneca dan pembekuan darah

"Level menteri sudah dilakukan, kami merencanakan kalau bisa Bapak Presiden juga melakukan pembicaraan juga di level lebih tinggi karena kita ingin memastikan cadangan ini ada," tegasnya.

Selain itu, Indonesia juga akan mencari alternatif supply vaksin dari Amerika Serikat. Di mana Amerika sudah membuka komunikasi informal dengan kalangan Menteri Luar Negeri dan Menteri Kesehatan di dunia terkait rencana mereka membuka supply vaksin ke negara lain.

Amerika sendiri diketahui memiliki laju vaksinasi paling cepat dan diprediksikan Juni sudah dapat menyelesaikan vaksinasi di negerinya.

Komunikasi dilakukan agar ketika Amerika membuka produksi vaksin bagi negara lain, Indonesia berada di list teratas. "Kita sudah coba mulai diplomasi dan lobi ke Amerika," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×