Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Noverius Laoli
Senada, Direktur Climate Policy dan Global Politics, Eko Sulistyo menyatakan tidak ada syarat khusus untuk menjalin hubungan diplomatik dengan Israel. Dia menyebutkan, terdapat lima bidang prioritas untuk evaluasi OECD dalam menerima anggota baru.
“Di antaranya, reformasi struktural, rezim perdagangan dan investasi terbuka, kebijakan sosial dan kesempatan yang setara, tata kelola publik dan upaya antikorupsi, dan perlindungan lingkungan,” terangnya kepada KONTAN.
Eko menuturkan, sejarah OECD itu memang sangat kental dari warna aliansi politik global, terutama keberlanjutan NATO dan peran Amerika dalam membantu negara-negara Eropa pulih dari perang dunia II.
Baca Juga: Hanya 7 Bulan, Indonesia Jadi Salah Satu Negara Tercepat Masuk Proses Aksesi OECD
“Contohnya, OECD pernah menutup kantor-kantornya di Rusia, pasca Rusia menginvasi Ukraina. Nah itu kelihatan warna-warna aliansi politiknya,” tutur dia.
Lebih lanjut, Eko menambahkan, dorongan kuat Indonesia untuk menjadi anggota OECD datang dari Australia, di mana saat ini menjabat sebagai Sekretaris Jenderal OECD yakni Mathias Cormann.
“Indonesia didorong kuat terutama oleh Australia karena Sekjen OECD ini dari Australia mantan Menteri Keuangan Australia, bahkan disurati supaya mendapatkan persetujuan dari 38 negara anggota,” tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News