kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Mengalahkan Vietnam jadi tugas terberat Kepala BKPM Bahlil


Senin, 28 Oktober 2019 / 16:29 WIB
Mengalahkan Vietnam jadi tugas terberat Kepala BKPM Bahlil
ILUSTRASI. Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia sebelum pelantikan menteri-menteri Kabinet Indonesia Maju di Istana Negara, Jakarta, Rabu (23/10/2019). Presiden RI Joko Widodo mengumumkan dan melantik Menteri-menteri Kabinet Indonesia Maju serta pejabat setingkat menteri.


Reporter: Azis Husaini, Yusuf Imam Santoso | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketua Umum BPP HIPMI Mardani H.Maming optimistis Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal baru Bahlil Lahadalia punya jurus jitu mengejar keterbelakangan di investasi. Menurut Maming, tugas terberat  Bahlil mengalahkan Vietnam soal iklim investasi.

"Kita optimistis Bahlil punya jurus dalam mengembalikan keadaan. Beliau banyak akalnya dan selalu berpikir out of the box," ujar Maming dalam keterangannya Kamis(24/10) di Jakarta.

Baca Juga: Begini respons HIPMI atas terbitnya regulasi terkait PPnBM

Hal tersebut diutarakan Maming menanggapi sorotan Presiden Joko Widodo (Jokowi) soal buruknya iklim investasi akibat banyaknya regulasi dan tumpang tindih berbagai aturan.

Presiden Jokowi telah memerintahkan untuk menata ulang berbagai regulasi dan aturan agar tidak menghambat arus masuk investasi ke dalam negeri.

Maming mengatakan, tantangan terbesar Bahlil adalah bagaimana mengalahkan Vietnam untuk urusan investasi."Vietnam dulu jauh dibawah kita. Sekarang dia diatas kita. Iklim investasinya sudah sophisticated," ucap dia.

Baca Juga: Ini dua langkah yang akan dilakukan kepala BKPM Bahlil Lahadalia

Maming mengatakan, salah satu penyebab rendahnya realisasi investasi sebab rendahnya efisiensi dalam perekonomian dan biaya investasi. Hal ini menjadi salah satu penghambat utama mencapai pertumbuhan ekonomi secara optimal.

Hal tersebut ditunjukkan dengan tingginya  incremental capital-output ratio alias ICOR Indonesia dibandingkan negara-negara lain. "ICOR Indonesia  6,6. Vietnam dan negara Asia Tenggara lainnya memiliki ICOR di kisaran 3-4," ucap Maming.

Baca Juga: Banyak pihak meragukan Bahlil, Erick Thohir: Dia paham aturan yang harus dibenahi



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×