Reporter: Ratih Waseso | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Perdagangan (Kemendag) kembali menggelar Trade Expo Indonesia (TEI) ke 37 tahun 2022 secara hybrid. Dimana dalam TEI ke 37 tersebut, Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan menargetkan kontrak ekspor hingga US$10 miliar.
Zulkifli mengatakan sebelum TEI 2022 dibuka saja sudah ada kontrak ekspor sebesar US$ 1,5 miliar. Sebagai informasi, selain pameran, TEI ke 37 juga terdapat penandatanganan komitmen buying mission.
"Pagi ini belum buka pameran sudah ada kontrak US$1,5 miliar. Oleh karena itu kami dari Kementerian Perdagangan yakin selesai pameran ini mudah-mudahan kita bisa dapat kontrak dari hasil ekspor ini mudah-mudahan kita bisa mencapai US$10 miliar," kata Zulkifli dalam Pembukaan Trade Expo Indonesia (TEI) ke 37, Tangerang, Rabu (19/10).
Ia menjelaskan, setelah 2 tahun dilaksanakan secara virtual pada tahun ini Trade Expo Indonesia terlaksana secara hybrid, yang diharapkan menjadi titik balik kembalinya geliat ekonomi Indonesia pasca pandemi Covid-19.
Baca Juga: Zulkifli Hasan: Neraca Perdagangan Indonesia Januari-September 2022 Naik 58,8%
Untuk gelaran secara offline TEI ke 37 akan dilakukan pada tanggal 19-23 Oktober 2022. Sementara pameran online akan berlangsung hingga 19 Desember 2022.
Adapun produk yang ditampilkan terbagi dalam 7 zona yaitu manufaktur, aksesoris,fashion, kecantikan, kesehatan, perawatan medis, mebel, dekorasi, jasa digital, makanan dan minuman. Selain perusahaan besar pameran juga diikuti oleh UMKM.
Zulkifli mengatakan bahwa Trade Expo Indonesia kali ini mendapat antusias yang sangat tinggi dari para eksportir. Dimana hingga hari tercatat sebanyak 2.288 buyer terdaftar dari 176 negara.
Baca Juga: Jokowi: IMF Sebut Indonesia Titik Terang di Tengah Kesuraman Ekonomi Dunia
Dalam memaksimalkan ekspor, Kemendag ke depan akan lebih fokus menggarap pasar non tradisional. Hal tersebut untuk mengatasi perlambatan ekonomi dunia yang saat ini terjadi.
"Ini tamu undangan banyak sekali yang Afrika, Afrika itu satu miliar lebih orangnya, makan, pakai baju, belanja, uang punya. Oleh karena itu kita mulai menyerbu Afrika sekarang. Juga Asia Selatan, India, Pakistan Bangladesh, itu satu setengah miliar, kalo kita kirim salak satu aja yang makan 1,5 miliar orang jadi banyak sekali. Yang ini kita fokus untuk mengatasi perlambatan ekonomi," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News