kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Menakar Dampak THR dan Kenaikan Harga Pangan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia


Selasa, 26 Maret 2024 / 17:16 WIB
Menakar Dampak THR dan Kenaikan Harga Pangan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
ILUSTRASI. Kapal peti kemas milik negara asing melakukan akitvitas bongkar Ini Kata Ekonom Soal Dampak THR dan Kenaikan Harga Pangan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi.


Reporter: Leni Wandira | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA - Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati optimistis pemberian komponen tunjangan kinerja 100% pada tunjangan hari raya (THR) dan gaji ke-13 Aparatur Sipil Negara (ASN) berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi tahun ini.

Tapi di sisi lain, masih terjadi kenaikan harga barang dan pangan. Lantas, apakah nantinya Indonesia benar-benar mengalami pertumbuhan ekonomi?

Chief Economist PermataBank, Josua Pardede, menilai fenomena kenaikan harga barang dan pangan jelang lebaran tak akan menghambat pertumbuhan ekonomi tahun ini. Malahan, ia melihat ada potensi yang mendorong pertumbuhan ekonomi sebesar 0,14 - 0,25 persen point (ppt)

Baca Juga: Setoran Pajak Industri Pengolahan Merosot, Efek Daya Beli Masyarakat Melemah

"Jadi kami masih lihat pada kuartal pertama tahun 2024, ekonomi Indonesia cukup berpeluang untuk tumbuh di kisaran 5 % – 5,1%," ungkapnya kepada Kontan.co.id, Selasa (26/3).

Josua menyebut ada sejumlah faktor yang mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia di tengah kenaikan harga barang dan pangan selama Ramadan ini. Salah satu faktornya adalah meningkatnya belanja pemerintah terutama terkait bansos dan pelaksanaan Pemilu.

Hal itu, kata Josua, terlihat dari belanja negara sampai dengan 15 Maret 2024 yang naik sebesar 18,1% secara tahunan (YoY). Selain itu, faktor yang juga mendorong ekonomi Indonesia ialah adanya low-base effect dari kuartal I-2023.

Baca Juga: Ditopang THR dan Lebaran, Ekonomi Indonesia Diproyeksi Tumbuh 5% pada Kuartal I-2024

"Karena periode terlama Ramadan bergeser dari April pada tahun lalu (triwulan 2) menjadi Maret pada tahun ini (triwulan 1)," imbuh Josua.

Josua tak menampik bahwa adanya inflasi yang dalam tren meningkat karena kenaikan harga pangan dapat menjadi hambatan bagi pertumbuhan ekonomi pada kuartal I 2024. Mengingat, hal ini dapat mengganggu daya beli masyarakat. 

Namun, kata Josua, faktor THR, bonus, serta kenaikan gaji dapat menahan penurunan daya beli akibat inflasi. Terutama bagi golongan middle income.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×