kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.224   -44,00   -0,27%
  • IDX 7.104   7,49   0,11%
  • KOMPAS100 1.061   -0,99   -0,09%
  • LQ45 835   -0,72   -0,09%
  • ISSI 215   0,47   0,22%
  • IDX30 426   -0,26   -0,06%
  • IDXHIDIV20 514   0,82   0,16%
  • IDX80 121   -0,11   -0,09%
  • IDXV30 125   -0,43   -0,34%
  • IDXQ30 142   0,04   0,03%

Masuk tahun politik, KPPU pantau praktik tender


Rabu, 19 Desember 2018 / 20:19 WIB
Masuk tahun politik, KPPU pantau praktik tender
ILUSTRASI. Kurnia Toha, Ketua KPPU


Reporter: Abdul Basith | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) memastikan akan memantau praktik tender menjelang tahun politik 2019.

"Praktik persekongkolan tender diduga akan kian marak menjelang pemilihan umum (Pemilu) 2019," ujar Ketua Komisioner KPPU Kurnia Toha saat acara seminar outlook persaingan usaha, Rabu (19/12).

Kurnia bilang tidak hanya penegakkan hukum, pencegahan pun ikut digenjot. Hal itu memberikan pemahaman bahwa terdapat lembaga yang mengawasi proses tender.

Oleh karena itu KPPU aktif melakukan sosialisasi terutama di daerah. Selain itu, KPPU juga bekerja sama dengan berbagai lembaga termasuk lembaga swadaya masyarakat (LSM).

Pasalnya sumber daya manusia di KPPU yang kurang membuat pengawasan menjadi sulit. "Kita juga menggiatkan kerja sama dengan akademisi dan LSM karena cakupan kerjanya luas," terang Kurnia.

Asal tahu saja, saat ini sumber daya manusia (SDM) KPPU hanya sekitar 335 orang. Jumlah tersebut harus mengawasi aktivitas bisnis yang melibatkan 4.000 pelaku usaha besar dan hampir 60 juta pelaku usaha menengah dan kecil.

Kesulitan serupa juga diungkapkan oleh Ekonom Universitas Indonesia (UI) Faisal Basri. Faisal bilang politik membuat kinerja KPPU menjadi berat.

"Berat buat KPPU karena yang menciptakan distorsi itu pemerintah dan pemerintah membuat koalisi gemuk," terang Faisal.

Koalisi gemuk diidentikkan dengan pembagian porsi bagi anggota koalisi. Selain koalisi gemuk, Faisal juga mengingatkan indikasi persaingan usaha tidak sehat dari kubu oposisi saat ini.

Faisal bilang kubu oposisi merupakan partai yang sudah lama tidak memegang kekuasaan. Hal itu membuat kemungkinan akan siap mengeruk keuntungan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×