Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Perdagangan, Budi Santoso mengakui masalah distribusi menjadi penyebab utama harga MinyaKita naik diatas Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp 15.700/liter.
Budi bilang berdasarkan hasil pengawasan di pasar ditemukan permainan yang dilakukan distributor tingkat 2 (D2) yang memberikan syarat khusus kepada pengecer untuk membeli MinyaKita.
Dia mencontohkan beberapa kasus D2 mewajibkan pengecer untuk membeli MinyaKita dalam jumlah yang besar mencapai 50 hingga 100 dus agar bisa mendapat harga sesuai HET.
"Syarat ini tidak bisa dipenuhi pengecer kecil, sehingga yang mampu beli adalah pengecer dengan modal besar kemudian pengecer modal besar menjual lagi ke pengecer kecil," kata Budi dalam Raker Bersama Komisi VI DPR RI, Senin (3/3).
Dampaknya, rantai pasok penyaluran MinyaKita semakin panjang. Sehingga, sulit bagi pengecer dengan modal terbatas menjual sesuai dengan HET kepada konsumen.
Baca Juga: Awal Ramadan Harga Cabai Capai Rp 120.000/kg, Minyakita Rp 18.000/liter
Padahal, kata Budi, pemerintah juga sudah mengatur ketetapan harga yakni produsen kepada distributor tingkat 1 (D1) menjual Rp 13.500/liter, kemudian D1 kepada D2 menjual Rp 14.000/liter, dan D2 kepada pengecer menjual Rp 14.700/liter. Sehingga konsumen dapat memperoleh HET Rp 15.700/liter.
"Tapi yang terjadi sekarang harusnya D2 langsung ke pengecer tapi karena syarat yang dibuat sendiri oleh D2, jadi muncul D3, D4, ini yang sedang kami awasi ketat," ungkap Budi.
Budi mengklaim dari sisi pasokan sebetulnya sangat mencukupi. Apalagi pemerintah menerapkan syarat wajib pasok (DMO) kepada ekportir minyak sawit mentah (CPO).
Dengan kebijakan ini, eksportir baru bisa mendapatkan izin ekspor apabila syarat wajib pasok minyak goreng ke dalam negeri itu terpenuhi.
"DMO ini juga sudah kita hitung sesuai kebutuhan, jadi sebenarnya dari sisi pasokan itu cukup," pungkasnya.
Berdasarkan pantauan Kontan.co.id di Pasar Palmerah, Senin (3/3), harga MinyaKita masih dijual diatas HET yakni Rp 18.000/liter.
Pedagang Pasar Palmerah, Nur (47) bilang kenaikan MinyaKita sudah terjadi sebelum masuk bulan puasa.
"Kenaikannya sudah sebelum ramadan, sekarang masih Rp 18.000/liter," ujarnya.
Sementara, mengutip Panel Harga Badan Pangan Nasional (Bapanas), Senin (3/3), pukul 12.56 WIB, harga Minyakita rata-rata nasional mencapai Rp 17.660/liter. Kenaikan tertinggi terjadi di Papua Tengah Rp 19.667/liter dan terendah terjadi di D.I Yogyakarta Rp 16.570/liter.
Baca Juga: Jaga Stabilitas Harga, Pemerintah Larang Produsen Melakukan Bundling MinyaKita
Selanjutnya: Elon Musk Umumkan Kelahiran Anak ke-14, Namanya Seldon Lycurgus
Menarik Dibaca: Promo 3.3 The Body Shop, Parfum-Body Wash Diskon 50% sampai 6 Maret 2025
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News