kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.439.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.405   30,00   0,19%
  • IDX 7.812   13,98   0,18%
  • KOMPAS100 1.184   -0,59   -0,05%
  • LQ45 959   0,88   0,09%
  • ISSI 227   0,13   0,06%
  • IDX30 489   0,88   0,18%
  • IDXHIDIV20 590   1,24   0,21%
  • IDX80 134   -0,05   -0,04%
  • IDXV30 139   -1,25   -0,90%
  • IDXQ30 163   0,24   0,15%

Harga Minyakita Jadi Mahal Usai Kenaikan HET, Mendag Buka Suara


Kamis, 05 September 2024 / 17:40 WIB
Harga Minyakita Jadi Mahal Usai Kenaikan HET, Mendag Buka Suara
ILUSTRASI. PHarga Minyakita meroket usai pemerintah menetapkan Harga Eceran Tertinggi (HET) baru menjadi Rp 15.700 per liter (KONTAN/Carolus Agus Waluyo)


Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga Minyakita meroket usai pemerintah menetapkan Harga Eceran Tertinggi (HET) baru menjadi Rp 15.700 per liter dari sebelumnya Rp 14.000 per liter. 

Berdasarkan Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok (SP2KP) Kementerian Perdagangan (Kemendag), Kamis (5/9) terpantau harga Minyakita yang sesuai atau lebih rendah dari HET hanya di beberapa provinsi, seperti Jawa Timur, Sumatra Barat, dan Bangka Belitung. Bahkan Minyakita dijual sampai Rp 18.500 per liter di Maluku Utara. 

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan alias Zulhas mengaku masih belum tahu pasti sebab kenaikan ini. Pihaknya baru akan meninjau dan mencari solusi terbaiknya. 

Baca Juga: HET Minyakita Naik karena Mahalnya Biaya Distribusi

"Nanti coba saya lihat dulu," katanya dijumpai  usai Raker bersama Komisi VI DPR RI di Gedung Parlemen, Rabu (4/9). 

Dijumpai terpisah, Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag, Moga Sumatupang menyebut naiknya harga Minyakita ini karena pengusaha masih melakukan penyesuaian seiring dengan keluarnya Peraturan Perdagangan (Permendag) Nomor 18 Tahun 2024 tentang Minyak Goreng Sawit Kemasan dan Tata Kelola Minyak Goreng Rakyat. 

Dalam beleid itu, pengusaha sudah tidak lagi diwajibkan memasok (DMO) dalam bentuk minyak goreng curah tetapi langsung dijadikan Minyakita. Peralihan ini memerlukan beberapa proses yang perlu dilakukan produsen seperti penetapan Standar Nasional Indonesia (SNI) hingga sertifikasi halal. 

"Jadi kan kemarin ada beberapa minyak curah, dan jadi mereka perlu dijadikan kemasan, mereka juga perlu proses SNI, sertifikasi halal dan izin edar. Ya salah satunya karena itu (Minyakita langka dan mahal)," ungkapnya.

Kedua, lantaran masih rendahnya hak ekspor yang direalisasikan oleh para eksportir. Seperti diketahui, produksi Minyakita sendiri menjadikan produsen mendapatkan hak ekspor minyak kelapa sawit yang besar. 

Baca Juga: Sebelum Ekspor, Pelaku Usaha Wajib Memasok Minyakita

"Hak ekspornya juga masih banyak, masih 3,5 juta ton," jelas Moga. 

Diketahui, kenaikan HET Minyakita resmi berlaku sejak 14 Agustus 2024 setelah Permendag No 18 Tahu 2024 diundangkan. 

Permendag ini merupakan penyempurnaan dari regulasi minyak goreng sebelumnya yaitu Permendag Nomor 49 Tahun 2022. Selain perubahan pengaturan bentuk DMO menjadi hanya MinyaKita, pemerintah menambahkan ukuran kemasan 500 mililiter, melengkapi ukuran 1 liter, 2 liter, dan 5 liter yang sebelumnya telah beredar di masyarakat. 

Selanjutnya: Krakatau Posco Gandeng BSIP Kementerian Pertanian Olah Slag Baja Jadi Pupuk

Menarik Dibaca: 4 Perbedaan Compact Powder dan Two Way Cake, Serupa tapi Tak Sama

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management Principles (SCMP) Mastering Management and Strategic Leadership (MiniMBA 2024)

[X]
×