kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Masa pandemi dorong pemerintah melakukan kerja sama dari sisi moneter


Selasa, 07 April 2020 / 17:01 WIB
Masa pandemi dorong pemerintah melakukan kerja sama dari sisi moneter
ILUSTRASI. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/ama.


Reporter: Rahma Anjaeni | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menilai, di dalam masa pandemi virus Corona seperti saat ini, pemerintah dari setiap negara terdorong untuk melakukan langkah pengamanan terhadap keuangan global melalui skema pertukaran mata uang (currency swap).

Tak terkecuali bagi Pemerintah Indonesia, di mana telah melakukan penandatanganan Bilateral Currency Swap Arrangement (BCSA) antara Bank Indonesia dan Bank of Korea, pada 5 Maret 2020 lalu. "Plafonnya senilai KRW 10,7 triliun atau Rp 115 triliun, yang berlaku efektif mulai 6 Maret 2020 sampai 5 Maret 2023, dan dapat diperpanjang sesuai kesepakatan," ujar Airlangga di dalam keterangan tertulis, Selasa (7/4).

Baca Juga: Perry Warjiyo: BI dapat fasilitas repo dari The Fed senilai US$ 60 miliar

Selain BCSA, Pemerintah Indonesia juga mendorong skema keuangan lain seperti Local Currency Settlement with Appointed Cross Currency Dealer (LCS ACCD).

LCS ACCD merupakan penyelesaian transaksi perdagangan antara dua negara yang dilakukan dalam mata uang masing-masing. Di mana, penyelesaian transaksinya juga akan dilakukan di dalam yuridiksi wilayah masing-masing.

Skema ini mengharuskan penunjukan Appointed Cross Currency Dealers, yaitu bank untuk memfasilitasi pelaksanaan LCS melalui pembukaan rekening mata uang negara mitra di negaranya. LCS ACCD dilakukan untuk mendorong penggunaan mata uang lokal secara lebih luas dalam penyelesaian perdagangan, sehingga mengurangi tekanan dolar Amerika Serikat (AS) terhadap mata uang lokal.

“Saya berharap ini dapat memberikan jaring pengaman untuk transaksi finansial di antara kedua negara. Sebab, saya juga percaya jika situasi ekonomi global saat ini menjadi alasan utama untuk menguatkan kerja sama kita dalam menjaga stabilitas keuangan dan moneter di negara masing-masing,” papar Airlangga.

Baca Juga: Terdampak virus corona, Himpi minta ada penundaan pembayaran THR

Sebagai informasi, selama ini hubungan bilateral antara Indonesia dan Korea Selatan memang cukup baik, khususnya dalam bidang investasi (bisnis), perdagangan (ekspor-impor), dan pariwisata. Tercatat pada Januari 2020 lalu, total perdagangan antara Indonesia dan Korea Selatan adalah sebesar US$1.311 juta. Indonesia juga menjadi pemasok bahan mentah dan energi untuk industri di Korea Selatan.

Tak hanya itu, Indonesia juga merupakan salah satu tujuan utama investasi dari banyak perusahaan di Korea Selatan. Negeri Ginseng ini merupakan investor terbesar ke-9 untuk Indonesia di sepanjang tahun 2019 lalu. "Total investasi dari Korsel ke Indonesia pada tahun 2019, tercatat senilai US$1,1 miliar dengan 2.952 proyek, atau menurun 33% dari tahun sebelumnya yang sebesar US$1,6 miliar atau 2.412 proyek," kata Airlangga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×