Sumber: Kompas.com | Editor: Yudho Winarto
BOGOR. Aksi unjuk rasa menolak rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang dilakukan puluhan mahasiswa Universitas Djuanda Bogor, di depan akses pintu Tol Jagorawi, Ciawi, Senin (17/11), berlangsung ricuh.
Para pendemo terlibat adu mulut dengan aparat kepolisian, bahkan berujung pada aksi saling dorong. Massa juga memblokade akses jalan menuju Tol Jagorawi serta membakar ban bekas. Para pendemo juga menggelar shalat jenazah di tengah jalan, sebagai simbol penolakan kenaikkan harga BBM bersubsidi.
Aksi ini membuat arus lalu lintas mengalami kemacetan yang cukup panjang. Koordinator Aksi, Rahmatullah mengatakan, rencana pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi justru semakin menambah sengsara rakyat.
Menurut dia, dikala harga minyak dunia turun justru pemerintahan Jokowi-JK malah menaikkan harga BBM. "Ada apa dengan Pemerintah kita saat ini? Padahal bukan hanya BBM bersubsidi yang menjadi sumber permasalahan membengkaknya anggaran belanja negara, tapi banyak faktor lain yang menyebabkan APBN membengkak, di antaranya permainan mafia migas," ucapnya.
Selain, menolak rencana penaikkan harga BBM, para demonstran juga menuntut pemerintah memberantas mafia migas, nasionalisasi aset-aset asing, serta melaksanakan reforma agraria.
"Naiknya harga BBM bersubsidi bukanlah solusi yang tepat tanpa membenahi masalah dari hulu ke hilir, seperti berantas terlebih dahulu mafia MIGAS. Kami atas nama keluarga Mahasiswa Universitas Djuanda Bogor akan selalu bersuara menolak kenaikkan harga BBM bersubsidi," kata dia.
Dalam aksi itu, puluhan anggota kepolisian mengamankan situasi demonstrasi. Bahkan satu unit mobil watercanon disiagakan di lokasi demo.(Kontributor Bogor, Ramdhan Triyadi Bempah)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News