Reporter: Agus Triyono, Asep Munazat Zatnika, Margareta Engge Kharismawati | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Kenaikan harga bahan pokok nampaknya tidak mau menunggu keputusan pemerintah. Sebab, sebelum pemerintah mengumumkan keputusan resmi untuk menaikkan harga BBM bersubsidi, sejumlah harga kebutuhan pokok sudah terkerek naik lantaran terkena imbas rencana pemerintah tersebut. Alhasil, laju inflasi diperkirakan ikut naik.
Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual menilai, pengaruh expected inflation akibat rencana kenaikan harga BBM bersubsidi memang sulit dihindari. Bahkan, pengaruhnya bukan hanya terhadap harga-harga komoditas. Tapi, juga berdampak langsung kepada harga jasa yang berhubungan langsung dengan kenaikan harga BBM, semisal biaya transportasi dan logistik.
Karena itu, David mengaku sulit memperkirakan berapa inflasi pada bulan November, mengingat belum jelasnya kepastian besaran harga BBM bersubsidi yang akan dinaikkan pemerintah. Yang jelas, menurut David, angka inflasi pada bulan November akan lebih tinggi dibanding bulan yang sama pada tahun-tahun sebelumnya. Jika kenaikan harga BBM tidak lebih dari Rp 2.000 per liter, Ia optimistis, inflasi bisa dikendalikan di bawah 8% hingga akhir tahun 2014.
Ekonom LIPI, Latif Adam menambahkan, risiko dari ketidakpastian kenaikan harga BBM ini menimbulkan ekspektasi inflasi semakin tinggi. Masyarakat sudah memiliki ekspektasi bahwa pemerintah akan mengambil kebijakan menaikkan harga BBM. Akibatnya, masyarakat telah melakukan penyesuian harga dalam menjual barang dan jasanya kepada masyarakat. Efekya, inflasi akan melejit. Kondisi ini sudah terlihat dari hasil survei Bank Indonesia yang menyebutkan bahwa konsumen memprediksi ekspektasi harga enam bulan mendatang akan meningkat karena kenaikan harga BBM.
Karena itu, Latif meminta pemerintah untuk secepatnya memberikan kepastikan tentang harga BBM bersubsidi. Dia berharap, kenaikan harga BBM bersubsidi ini dilakukan pemerintah secara langsung sekaligus dengan besaran Rp 2.500-Rp 3.000 per liter. Dengan kenaikan sekaligus, Latif memprediksi, pemerintah dapat mengendalikan inflasi yang timbul dari kebijakan ini. Prediksi Latif, inflasi hingga akhir tahun ini 7%-8%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News