Reporter: Dikky Setiawan | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M Nuh meyakini bahwa masalah moralitas siswa tidak akan pernah berhenti. Untuk itu, Nuh berharap peran semua pihak turut membantu mencegah siswa melakukan tindakan menyimpang.
"Kita harus mengawal terus karena memang dunianya seperti ini," kata Nuh di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (25/10/2013). Hal itu dikatakan Nuh ketika dimintai tanggapan kasus asusila yang melibatkan para pelajar SMP Negeri 4 Jakarta Pusat.
Nuh mengaku belum tahu soal kasus asusila itu. Jika benar perbuatan asusila itu dilakukan di sekolah, kata dia, perlu ada sanksi. Hanya, Nuh tidak mendukung sanksi mengeluarkan siswa untuk kasus semacam itu.
"Saya menghindari sanksi DO (drop out). Kalau dia dikeluarkan, terus dia sekolah di mana? Jadi kalau semuanya salah dikeluarkan, terus yang nampung siapa? Itu sama saja hanya memindahkan persoalan. Oleh karena itu, sebisa mungkin tidak dikeluarkan," kata Nuh.
Nuh juga tidak sepakat hanya pihak sekolah yang disalahkan ketika terjadi penyimpangan siswa. Di sekolah, siswa hanya sekitar 8 jam. Jadi, kata dia, orangtua juga mesti bertanggung jawab.
Ke depan, Nuh menilai pengawasan di sekolah perlu diperketat. Misalnya, dipasang kamera pengawas. Perlu juga ditingkatkan pendidikan keimanan dan budi pekerti. "Saya ajak untuk sosialisasikan tentang pentingnya berpegang teguh moralitas," pungkasnya.
Seperti diberitakan, kasus asusila yang dilakukan pelajar SMP 4 terungkap setelah orangtua siswi melaporkan bahwa anaknya dipaksa berhubungan intim dengan seorang temannya.
Perbuatan asusila pun direkam dan disaksikan para pelajar lain. Namun, berdasarkan rekaman video, Kepolisian menilai tidak ada unsur pemaksaan. Kasus itu masih diusut Kepolisian. (Sando Gatra/Kompas.com)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News