kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.896.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.824   -45,00   -0,27%
  • IDX 6.446   77,50   1,22%
  • KOMPAS100 925   2,13   0,23%
  • LQ45 726   1,55   0,21%
  • ISSI 202   3,50   1,76%
  • IDX30 379   0,36   0,10%
  • IDXHIDIV20 460   1,85   0,40%
  • IDX80 105   0,21   0,20%
  • IDXV30 112   0,78   0,70%
  • IDXQ30 124   0,11   0,09%

Luhut Sebut Pemerintah Siapkan Kebijakan Bantu Industri yang Terdampak Tarif Trump


Selasa, 08 April 2025 / 18:56 WIB
Luhut Sebut Pemerintah Siapkan Kebijakan Bantu Industri yang Terdampak Tarif Trump
ILUSTRASI. Fasilitas produksi komponen otomotif PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) di Cirebon Jawa Barat, Selasa (14/5/2024). 


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah akan menyiapkan sejumlah kebijakan untuk menyelamatkan sektor-sektor yang terdampak akibat tarif resiprokal dari Amerika Serikat (AS) yang dikenakan sebesar 32%.

Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan, kebijakan tersebut utamanya akan diberikan pada sektor padat karya, yang dinilai paling terdampak dari kebijakan tarif Trump. Maklum, pangsa pasar industri tersebut ke AS cukup tinggi.

“Pemerintah akan menyiapkan kebijakan untuk membantu sektor-sektor yang berdampak, terdampak akibat tarif risk perukalaan dari Amerika,” tutur Luhut agenda Sarasehan Ekonomi Bersama Presiden Republik Indonesia, Selasa (8/4).

Baca Juga: Hari Ini (8/4), Presiden Prabowo akan Umumkan Sikap RI Hadapi Kebijakan Tarif Trump

Ia membeberkan, kebijakan yang akan diusung nantinya, sudah berdasarkan dari masukan-masukan para asosiasi pengusaha. Hal ini agar kebijakan yang diberikan sesuai dengan kondisi dan dampak yang dirasakan.

Sebelumnya, Direktur Ekonomi Digital dari Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda sebut tarif resiprokal Amerika Serikat sebesar 32% untuk Indonesia akan membuat industri tekstil dan otomotif menjadi sektor paling terdampak.

Salah satu dampaknya adalah pemutusan hubungan kerja (PHK) bagi pegawai untuk dua sektor tersebut.

Baca Juga: Komunikasi Langsung dengan Donald Trump Akan Jadi Kunci Kesepakatan Tarif

“Yang pertama adalah dari sektor tekstil, bagaimanapun juga Indonesia memang salah satu mitra strategisnya yang paling utamanya ke Amerika, yang kedua adalah motorcycle equipment atau peralatan untuk kendaraan bermotor, otomotif,” ucap Nailul.

Sebab, ekspor Indonesia untuk Amerika Serikat pada dua sektor tersebut cukup besar selain palm oil.

“Ini yang kita khawatirkan mereka akan mengalami penurunan permintaan dan produksi dari sektor-sektor tersebut akan turun. Nah ini yang kita khawatirkan,” ujar Nailul.

Baca Juga: Tak Seperti China, Mengapa Indonesia Tak Balas Saja Tarif Trump?

Selanjutnya: Intra Golflink Resorts (GOLF) Anggarkan Capex Rp 323,3 Miliar di Tahun 2025

Menarik Dibaca: Perusahaan Berlomba Adopsi PC AI, AMD Beberkan Alasannya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Tag

TERBARU

[X]
×