kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

LPEM FEB UI Imbau BI Tahan Suku Bunga Acuan di Level 3,5%


Kamis, 10 Februari 2022 / 13:53 WIB
LPEM FEB UI Imbau BI Tahan Suku Bunga Acuan di Level 3,5%
ILUSTRASI. Logo Bank Indonesia (BI) di gedung BI di Jakarta, Kamis (19/7). KONTAN/Cheppy A. Muchlis/19/07/2018


Reporter: Bidara Pink | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) mengimbau Bank Indonesia (BI) untuk menahan suku bunga acuan di level 3,50%. 

Sebagai informasi, BI akan membacakan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulan Februari pada hari ini, Kamis (10/2) di laman resmi bank sentral, baik itu Youtube, Instagram, maupun Facebook pada pukul 14.00 WIB. 

“BI perlu mempertahankan suku bunga pada 3,50% pada bulan ini sembari mencermati kondisi pasar domestik dan mengantisipasi fluktuasi yang terjadi di pasar global,” ujar Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan LPEM FEB UI Teuku Riefky dalam laporannya, Kamis (10/2). 

Hal ini juga menimbang dengan kondisi inflasi domestik yang terjaga. Pada Januari 2022, kondisi inflasi sudah mencapai 2,18% yoy atau sudah kembali ke kisaran sasaran BI yang sebesar 3% plus minus 1%. 

Baca Juga: Ekonom Bank Permata Memprediksi BI Masih Akan Tahan Suku Bunga Acuan

Dari sisi inflasi, secara umum bisa disimpulkan bahwa upaya menuju pemulihan masih terjadi pada bulan Januari 2022. Namun, ini berpotensi terjegal karena adanya perkembangan varian Omicron yang membuat pemerintah menetapkan restriksi ketat. 

Hal ini tentu saja akan menyebabkan permintaan kembali tertahan sehingga koreksi pada Indeks Harga Konsumen (IHK) akan terjadi. 

Dalam hal ini, upaya pemulihan yang sedang berjalan akan kembali melambat dan bahkan berhenti untuk sementara. Sehingga, masih diperlukan adanya stimulus untuk merangsang laju perekonomian. 

Dari sisi global, normalisasi kebijakan moneter nampak di beberapa negara maju seiring dengan tekanan inflasi global. Bahkan, banyak yang menduga bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) akan mengerek suku bunga kebijakan di Maret 2022. 

Akibatnya, ada arus modal asing yang keluar (capital outflow) dari pasar negara berkembang, termasuk dari Indonesia dan ini mendorong terjadinya kenaikan imbal hasil untuk surat utang pemerintah Indonesia tenor 10 tahun dan 1 tahun pada minggu terakhir Januari 2022. 

Baca Juga: Ekonomi Membaik, Sektor-Sektor Ini Akan Menopang Pertumbuhan Kredit Tahun 2022

Rupiah pun melanjutkan tren pelemahan dan bahkan mencatatkan tingkat depresiasi sebesar 0,91% ytd terhadap dollar AS pada awal Februari 2022. 

Menimbang kondisi tersebut, Riefky kemudian mengimbau BI untuk tetap menjaga suku bunga acuan di level terendahnya pada bulan ini. “BI sembari menjaga kondisi makroprudensial yang mendukung pertumbuhan domestik dan kebijakan moneter yang mendukung stabilitas,” tandas Riefky. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×