kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ekonom Bank Permata Memprediksi BI Masih Akan Tahan Suku Bunga Acuan


Kamis, 10 Februari 2022 / 11:34 WIB
Ekonom Bank Permata Memprediksi BI Masih Akan Tahan Suku Bunga Acuan
ILUSTRASI. Gubernur BI Perry Warjiyo memaparkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia di Jakarta, Selasa (9/5/2020). Ekonom Bank Permata Memprediksi BI Masih Akan Tahan Suku Bunga Acuan.


Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Ekonom Bank Permata memperkirakan Bank Indonesia (BI) masih akan menahan suku bunga acuan di level 3,50% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI Februari 2022. 

“Ini sejalan dengan masih stabilnya ilai tukar rupiah dan terkendalinya inflasi,” tutur Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede kepada Kontan.co.id, Kamis (10/2). 

Josua mengatakan, sejak RDG terakhir pada bulan lalu, nilai tukar rupiah bergerak cenderung stabil di kisaran Rp 14.338 per dolar AS hingga Rp 14.397 per dolar AS. 

Baca Juga: Rupiah Berpotensi Tertekan Pada Perdagangan Kamis (10/2), Berikut Sentimennya

Di sisi lain, inflasi bulan Januari 2022 juga masih berada di level 2,18% year on year (yoy), atau masih berada di batas bawah kisaran sasaran BI yang sebesar 3% plus minus 1%. 

Josua sadar, BI memang tak bakal menahan suku bunga acuan di level terendah selamanya. Ada masanya BI akan kembali mengerek suku bunga acuan. 

Ia memperkirakan, BI baru akan menaikkan suku bunga acuan bila ada peningkatan inflasi secara fundamental. Dan sebelum mencapai keputusan untuk peningkatan suku bunga, BI akan melakukan normalisasi kebijakan moneter non suku bunga terlebih dahulu. 

Baca Juga: Menanti Data Inflasi Amerika Serikat Begini Pergerakan Rupiah Hari Ini (10/2)

“Hal ini masih menimbang dengan proses pemulihan ekonomi Indonesia. Apalagi saat ini varian Omicron kembali mendorong kenaikan level PPKM sehingga proses pemulihan. terancam terhambat,” tandas Josua. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×