kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Loyalis Anas: Abraham Samad kayak preman


Rabu, 08 Januari 2014 / 13:55 WIB
Loyalis Anas: Abraham Samad kayak preman
ILUSTRASI. Kucing tabby merupakan jenis kucing yang umum dijumpai di mana-mana.


Sumber: TribunNews.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Mantan Ketua Umum DPP Partai Demokrat yang kini menjabat sebagai Ketua Presidium Nasional Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI) Anas Urbaningrum, begadang hingga pukul 03.00 dini hari.  

Di rumahnya, di Jalan Teluk Langsa, Pondok Bambu, Duren Sawit, Jakarta Timur Anas bersama para pendukungnya berdiskusi hingga larut, menimbang perlu tidaknya memenuhi panggilan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Hal ini diungkapkan oleh salah seorang loyalis Anas Urbaningrum, Sri Mulyono kepada Tribunnews.com, Rabu (8/1/2014).

Sri kemudian memastikan, Anas Urbaningrum akan hadir pada panggilan KPK hari 'Jumat keramat' nanti  (10/1/2014). "Kemarin tidak datang karena saran dari penasihat hukum, lantaran sprindik Anas tidak jelas.  Proyek lain itu apa, itu sprindik yang tidak lazim," kata Sri Mulyono.

Ia kemudian menegaskan, keengganan Anas memenuhi panggilan KPK lantaran spindrik yang aneh. Sprindik, lanjut Sri yang belum pernah ada dari sprindik yang dikeluarkan KPK sebelumnya.

"Anehnya KPK bersikukuh dengan sprindik seperti itu. KPK selalu merasa benar. Di satu sisi KPK minta jujur itu hebat, tapi blackberry Abraham Samad tidak boleh diperiksa oleh komite etik saat sprindik Anas bocor. KPK tak mau merevisi sprindik Anas yang  tidak lazim itu, " Sri Mulyono menegaskan.

Ia kemudian mengibaratkan Ketua KPK Abraham Samad seperti seorang kuasa hukum untuk Sekjen DPP Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono atau Ibas, dalam beberapa kesempatan. Di sisi lain, sambungnya, semua orang diminta jujur dan mau mengikuti kemauan KPK.

"Samad kalau memanggil dan memeriksa  Anas dan orang-orangnya bersemangat tinggi. Begitu terdengar nama Ibas langsung ciut, berbalik jadi pembela Ibas. Periksa Boediono juga sembunyi-sembunyi. Padahal Anas dipanggil baru satu kali. Kok Samad emosional kayak preman gitu?" tegas Sri Mulyono.  

Sri Mulyono berharap KPK  harus memberikan pendidikan hukum yang benar kepada masyarakat. Jangan hanya menonjolkan arogansinya ketika berkuasa, kemudian menjadi pimpinan KPK yang belum tentu juga bersih.

Hingga berita ini diturunkan belum ada tanggapan dari Ketua KPK Abraham Samad.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×