Reporter: Elisabeth Adventa | Editor: Johana K.
JAKARTA. Bank Indonesia (BI) memaparkan lima rekomendasi yang perlu dilakukan bersama-sama antara BI, pemerintah pusat dan daerah. Tujuannya, agar mampu menjaga inflasi nasional sesuai target di kisaran 3%-5 % (year on year/yoy) pada tahun 2017 dan 2,5%-4,5% persen (yoy) pada tahun 2018.
Gubernur BI, Agus Martowardojo meminta penetapan harga barang energi, seperti listrik dan Bahan Bakar Minyak (BBM) dilakukan pemerintah pada momentum yang tepat. Dengan demikian, dampaknya terhadap inflasi akan kecil.
"Perlu mencermati ketepatan waktu untuk penetapan harga energi domestik agar dampaknya dapat diniminalkan," tutur Agus pada Rapat Kerja Nasional (Rakornas) di Grand Sahid Jaya, Jakarta, Kamis (27/7).
Tekanan inflasi yang bersumber dari tarif barang energi atau termasuk tarif yang diatur regulator (administered prices) menjadi perhatian Bank Sentral selama semester I 2017. BI pun memahami kebutuhan pemerintah untuk penyesuaian subsidi energi, agar kondisi fiskal pemerintah lebih memadai.
Untuk mengkompensasi tekanan inflasi dari administered prices tersebut, BI dan pemerintah berkoordinasi agar dampak tekanan inflasi dari harga barang bergejolak (volatile foods) bisa minim. Hingga Juni 2017, inflasi tahunan untuk volatile foods sebesar 2,17% (yoy).
Selanjutnya, empat rekomendasi lainnya yang dapat dilakukan oleh pihak BI, pemerintah dan juga termasuk Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) adalah mempercepat pembangunan infrastruktur nasional sesuai rencana di RPJMN.
Agus melanjutkan, rekomendasi selanjutnya adalah pemerintah dapat menjaga pasokan pangan melalui pengaturan produksi dan tata kelola kelembagaan yang baik.
"Kami, pemerintah, termasuk juga TPID juga terus mengembangkan Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS), sehingga dapat memberikan informasi akurat mengenai harga pangan bagi masyarakat," terang Agus.
Ia menyatakan, hingga Juni 2017, inflasi nasional secara tahun berjalan di kisaran 2,38% (year to date/ytd). Menurut Agus, angka inflasi tersebut menggambarkan laju Indeks Harga Konsumen (IHK) yang terjaga.
"Inflasi IHK di Juni 2017, termasuk selama periode Lebaran 2017 meruoakan inflasi terendah di periode sama selama enam tahun terakhir," tuturnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News