kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45897,01   -1,74   -0.19%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Lewat BGSi, Menkes Targetkan 10.000 Genome Sequencing Terkumpul 2 Tahun ke Depan


Minggu, 14 Agustus 2022 / 15:00 WIB
Lewat BGSi, Menkes Targetkan 10.000 Genome Sequencing Terkumpul 2 Tahun ke Depan
ILUSTRASI. Kemenkes resmi meluncurkan Biomedical & Genome Science Initiative (BGSi) di Gedung Eijkman, Minggu (14/8). ANTARA FOTO/Fikri Yusuf/YU


Reporter: Ratih Waseso | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) resmi meluncurkan Biomedical & Genome Science Initiative (BGSi) di Gedung Eijkman RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta, Minggu (14/8).

BGSi merupakan program inisiatif nasional pertama yang dibuat Kementerian Kesehatan guna mengembangkan pengobatan yang lebih tepat bagi masyarakat. Metode yang digunakan dengan mengandalkan teknologi pengumpulan informasi genetik (genome) dari manusia maupun patogen seperti virus dan bakteri atau biasa disebut dengan whole genome sequencing (WGS).

Ditargetkan dalam dua tahun ke depan dapat terkumpul 10.000 genome sequences manusia, dan diteliti guna pemetaan varian data genome dari populasi penduduk Indonesia yang memiliki penyakit prioritas yang telah ditentukan sebelumnya.

Baca Juga: Luncurkan BGSi, Kemenkes Ingin Diagnosis Kesehatan Rinci Lewat Genome Sequencing

"Kami akan mencoba melakukan 10.000 dan semoga ketika saya selesai sebagai Menteri Kesehatan saya dapat memberikan legacy ini dan penerus saya dapat melanjutkan hingga 100.000 seperti Eropa, UK, US sedang melakukannya," kata Budi dalam Peluncuran BGSi secara virtual, Minggu (14/8).

Pengembangan ini sejalan dengan transformasi bioteknologi dalam aktivitas biosurveillance dan layanan kesehatan yang ditujukan dalam peningkatan deteksi patogen dan memperbaiki pengobatan. Sebelumnya, metode WGS telah dimanfaatkan dan berperan penting dalam penanggulangan Covid-19 di Indonesia.

Melalui BGSi, metode genome sequencing akan digunakan untuk penelitian pengembangan pengobatan pada enam kategori penyakit utama, yaitu kanker, penyakit menular, penyakit otak dan neurodegeneratif, penyakit metabolik, gangguan genetik, dan penuaan.

Dalam implementasinya, BGSi dilaksanakan di tujuh rumah sakit vertikal yaitu RSUPN RSCM, RS Pusat Otak Nasional (RS PON), RSPI Sulianto Saroso, RSUP Persahabatan, RS Kanker Dharmais, RSUP Sardjito, hingga RS Prof I.G.N.G. Ngoerah.

Saat ini terdapat 12 mesin WGS di Indonesia. Untuk mendukung berjalannya BGSi, Kemenkes menambah 48 mesin yang akan disebar di berbagai rumah sakit rujukan nasional yang terlibat dalam BGSi. Mesin-mesin tersebut mampu memproses ratusan sampel genom manusia per minggu.

"Kita akan distribusikan mesinnya tak hanya di Jawa tapi juga di luar Jawa. Utamanya di universitas karena mereka memiliki fasilitas penelitian, dan tentunya para peneliti karena kita tahu ini (pengoperasian) bukan hal yang mudah," imbuhnya.

Budi menjelaskan, Kementerian Kesehatan akan memperluas kapasitas sequencing yang akan didukung oleh Global Fund. Dimana hingga Desember 2022 ini akan ada 56 mesin genom sequencing yang tersebar di 43 laboratorium di Indonesia.

Baca Juga: Menkes Budi Bakal Bentuk BGSi

Kementerian Kesehatan menyatakan, berdirinya BGSi ini juga tidak lepas dari peran dan dukungan para donatur, seperti The Global Fund, Panin Bank, Biofarma, dan East Ventures. Serta melibatkan kolaborator yang terdiri dari Illumina, BGI, Oxford Nanopore Technologies, dan Yayasan Satria Budi Dharma Setia.

Menteri Koordinator Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan mendorong agar inisiatif tersebut dapat dilanjutkan lebih luas lagi. Perluasan teknologi kesehatan ini dapat dilakukan melalui kerja sama dengan investor teknologi dari negara lain.

“Ini merupakan hasil kunjungan kita ke Tiongkok 7 bulan lalu hasil kerjasama dengan Beijing Genomic Institute, dan hari ini sudah mulai kita implementasikan di Indonesia. Tapi kerja sama itupun kita kembangkan dengan negara lain seperti Abu Dhabi dengan G42 maupun Amerika Serikat dengan US Davis University,” kata Luhut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×