Sumber: Kompas.com | Editor: Yudho Winarto
Dukung Prabowo
Lebih kurang satu bulan setelah pertemuan di Kertanegara, Budiman Sudjatmiko akhirnya menyatakan bahwa ia mendukung Prabowo sebagai bakal capres.
Budiman resmi mendeklarasikan relawan Prabowo Subianto-Budiman Sudjatmiko (Prabu) di Marina Convention Center, Kota Semarang, Jawa Tengah pada 18 Agustus 2023.
Awalnya, Budiman Sudjatmiko mengaku pernah berada di poros berbeda dengan Prabowo cukup lama. Namun, setelah membaca sebuah buku "Paradoks Indonesia" yang ditulis Prabowo Subianto pandangannya berubah.
Menurutnya, Prabowo mempunyai semangat sama dengan para aktivis. "Setelah 25 tahun membaca 'Paradoks Indonesia' yang ditulis Pak Prabowo semangatnya sama dengan aktivis yang memperjuangkan Indonesia," ujar Budiman.
Oleh karena itu, ia berani mengambil resiko untuk mendukung Prabowo Subianto menjadi bakal presiden. Namun, terdapat beberapa hal yang dititipkannya jika Ketua Umum Partai Gerindra itu sukses menjadi presiden.
"Tolong Pak Prabowo majukan kesejahteraan umum dengan mengembangkan koperasi, desa dan jaminan sosial untuk rakyat Indonesia," katanya.
Baca Juga: Pengamat: Elektabilitas Capres Masih Bisa Berubah Sampai Ada Pendaftaran Resmi KPU
PDI-P beri dua opsi
Merespons dukungan Budiman Sudjatmiko untuk Prabowo, PDI-P memberikan dua opsi, yakni pemecatan sebagai kader atau mengundurkan diri dari PDI-P.
“Opsinya mengundurkan diri atau menerima sanksi pemecatan," kata Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI-P Hasto Kristiyanto dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com pada 20 Agustus 2023.
Hasto memastikan bahwa PDI-P akan mengambil langkah tegas guna merespons langkah politik Budiman yang justru mendukung Prabowo Subianto, bukan Ganjar Pranowo.
Menurutnya, persoalan sanksi akan disampaikan lebih lanjut oleh Ketua DPP Bidang Kehormatan PDIP Komarudin Watubun.
Namun, PDI-P tak jadi mengumumkan sanksi terhadap Budiman Sudjatmiko pada 21 Agustus 2023. Saat itu, PDI-P berdalih sedang fokus membahas elektabilitas Ganjar Pranowo yang melambung pada dua survei terakhir, yaitu Indikator Politik dan Litbang Kompas.
Pada Selasa, 22 Agustus 2023, di Yogyakarta, Hasto mengakui jika DPP PDI-P akan mengirimkan surat kepada Budiman. Tetapi, ia tak mengungkap apa isi surat tersebut. Menurutnya, isi surat itu tak bisa diungkapkan karena bersifat tertutup.
Baca Juga: Tiga Survei Capres, Elektabilitas Ganjar Unggul dari Prabowo dan Anies