Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pengamat Politik mengungkap elektabilitas calon presiden kemungkinan besar bisa berubah sebelum Komisi Pemilihan Umum (KPU) secara resmi mengumumkan nama calon presiden (Capres).
Hal ini diungkapkan oleh Pengamat Politik Universitas Indonesia sekaligus Direktur Eksekutif Algoritma Research, Aditya Perdana dalam menanggapi beberapa hasil survei elektabilitas capres 2024.
"Survei saya ada datanya bahwa 50% (responden) masih bisa berubah pilihannya. Peluang berubah itu masih sangat ada karena belum ada pencalonan resmi dari KPU," kata Adiya pada Kontan.co.id, Kamis (24/8).
Selama itu kata Aditya masyarakat cenderung akan menunggu dan melihat dinamika yang ada di dalam koalisi partai.
Kemudian, ia juga katakan masa kampanye juga menjadi salah satu penentu pilihan pasti masyarakat terhadap capres yang akan di dukung.
Baca Juga: Kemenkeu Gelontorkan Anggaran Pemilu 2024 Sebesar Rp 37,4 Triliun
"Saya tidak tahu angka persisnya karena harus survei, tapi biasanya bisa sampai 60% (responden) pilihannya itu akan fix (pasti)," tutur Aditya.
Sebelumnya, Litbang Kompas merilis hasil survei elektabilitas terhadap tiga calon presiden 2024 yaitu Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto dan Anies Baswedan.
Adapun dalam survei tersebut, Ganjar meraih elektabilitas tertinggi dengan 34,1%. Kemudian disusul dengan Prabowo yang memiliki 31,3%, dan Anies dengan 19,2%.
Litbang Kompas juga memperlihatkan hasil simulasi dengan variasi jumlah nama calon presiden. Dalam simulasi pemilihan bebas dengan 10 nama calon, Ganjar mendapat 29,6%, Prabowo 27,1%, dan Anies 15,2%.
Sementara, dalam simulasi pemilihan dengan hanya 5 nama calon, Ganjar memperoleh 31,8%, Prabowo 27,8%, dan Anies 15,6%.
"Elektabilitas Ganjar melonjak setelah sempat turun pada Mei 2023 menjadi 22,8%. Saat ini, posisi elektabilitas Ganjar mendekati angka pada Januari 2023, yaitu 25,3%," jelas dari hasil rilis Litbang Kompas di kutip Kamis (24/8).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News