Reporter: Bidara Pink | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Laju inflasi bulan Mei diprediksikan melambat. Prediksi ini memperhitungkan periode Idul Fitri yang telah lewat.
Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) FEB UI memperkirakan, inflasi pada Mei 2023 berada di kisaran 0,08%-0,37% secara bulanan (MoM). Sedangkan laju inflasi tahunan atau year on year (YoY) pada bulan tersebut akan bergerak di kisaran 4%-4,3%.
Bila menilik inflasi pada bulan April 2023 yang sebesar 4,33% YoY, berarti ada kemungkinan inflasi tahunan Mei 2023 melandai. Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan LPEM FEB UI Teuku Riefky mengungkapkan, melandainya inflasi seiring dengan normalisasi pasca Idul FItri 2023.
"Inflasi telah relatif kembali melandai setelah adanya periode Idul Fitri 2023," terang Riefky kepada Kontan.co.id, Kamis (31/5).
Baca Juga: Inflasi Mei 2023 Turun, Didorong Inflasi Inti dan Harga Diatur Pemerintah
Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede pun memperkirakan penurunan laju inflasi bulan Mei. Dia meramalkan inflasi pada bulan Mei 0,32% MoM dan 4,24% YoY. Ini lebih rendah dari catatan inflasi April 2023 yang sebesar 0,33% MoM dan secara tahunan 4,33% YoY.
"Landainya inflasi didorong oleh penurunan inflasi inti dan inflasi harga diatur pemerintah," terang Josua kepada Kontan.co.id, Kamis (31/5).
Josua memerinci. Inflasi inti pada bulan Mei 2023 diperkirakan sebesar 2,81% YoY atau menurun dari 2,83% YoY pada bulan sebelumnya. Penurunan inflasi inti sejalan dengan penurunan harga emas di sepanjang bulan Mei 2023 yang sekitar 0,84% MoM.
Sedangkan inflasi harga diatur pemerintah diperkirakan melandai sejalan dengan normalisasi tarif transportasi setelah meningkat pada April 2023 akibat Idul Fitri. Sebaliknya, inflasi pangan bergejolak diperkirakan meningkat seiring dengan peningkatan harga berbagai komoditas.
Baca Juga: Pertamax Turun Harga, Ini Rincian Harga Terbaru BBM Pertamina 1 Juni 2023
Namun, memang Riefky mengakui penurunan inflasi masih belum terlalu drastis. Ini sebab permintaan masyarakat yang tetap. "Masih ada faktor lanjutan seperti pemberian gaji ke-13 pada bulan lalu, yang tetap mendorong kuatnya konsumsi masyarakat saat ini," tambah Riefky.
Riefky memperkirakan, inflasi akan kembali ke kisaran sasaran 3% YoY plus minus 1% secepatnya. Dia memperkirakan, setidaknya pada Juni 2023 atau Juli 2023 ini akan tercapai.
Hanya, dia mengingatkan capaian inflasi ke depan masih akan dipengaruhi oleh perkembangan selanjutnya.
"Perkembangan inflasi akan sangat bergantung data. Seperti apa melandainya, tetapi kami perkirakan inflasi akhir tahun berada di kisaran 3% YoY hingga 3,5% YoY," tandas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News