Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Handoyo .
Selanjutnya, sudah banyak pabrik yang merumahkan dan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) lantaran bahan baku material impor makin menipis, bahkan tidak ada. Menurut Said Iqbal hal ini sudah terlihat di industri tekstil, industri otomotif dan elektonik, industri farmasi, hingga industri pertambangan.
“Fakta ini menjelaskan, new normal tidak akan efektif. Percuma saja menyuruh pekerja untuk kembali masuk ke pabrik. Karena tidak ada yang bisa dikerjakan, akibat tidak adanya bahan baku,” kata Said Iqbal.
Tak hanya itu, dia juga mengatakan adanya PHK besar-besaran di industri pariwisata, UMKM, dan hingga penurunan pemesanan oleh transportasi yang belum mendapatkan solusi. Menurutnya, ancaman PHK pun akan terjadi pada industri manufaktur.
Baca Juga: Ini bedanya THR dengan gaji ke-13 PNS...
Menurut Said Iqbal kebijakan new normal tidak dibutuhkan dalam situasi saat ini. Menurutnya, yang penting adalah mencari solusi atas ancaman PHK. “Seharusnya pemerintah memaksimalkan pemberian bantuan langsung tunai dan memberikan subsidi upah. Bukan meminta bekerja kembali di tengah pandemi yang mengancam hilangnya nyawa,” katanya.
Dia juga melanjutkan, tanpa kebijakan new normal ini pun, masih banyak perusahaan yang meminta buruh tetap bekerja. Karena itu, menurutnya dibutuhkan regulasi dan strategi untuk memastikan bahan baku impor bisa masuk dan selalu tersedia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News