Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) telah menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 5,5%. Hal ini selain untuk mengendalikan defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) dalam batas yang aman, tetapi juga untuk merespons terjadinya krisis di Turki
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, dari luar negeri, BI mencermati dampak krisis ekonomi yang dialami Turki. Sebab, krisis tersebut telah memberi sentimen negatif bagi ekonomi dunia termasuk ke negara-negara berkembang seperti Indonesia.
Hal itu tercermin dari jatuhnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang bila ditarik dari awal tahun ini telah mencapai 7% lebih.
“BI cermati dan waspadai risiko baik dari kenaikan FFR, perdagangan, dan krisis di Turki, termasuk kemungkinan adanya risiko dampak rambatan dari Turki meski BI meyakini bahwa ketahanan ekonomi Indonesia cukup kuat didukung fundamental yang sehat,” ujarnya di Gedung BI, Rabu (15/8).
"Akhir-akhir ini ketidakpastian ekonomi global semakin tinggi akibat Turki yang disebabkan kerentanan ekonomi domestik otoritas di Turki dan meningkatnya ketegangan Turki dengan AS," lanjutnya.
Pada kuartal II-2018 sendiri, ekonomi Indonesia berhasil tumbuh 5,27% yang didorong konsumsi swasta dan pemerintah. Perry mencatat, pertumbuhan ekonomi tersebut adalah yang tertinggi sejak 2013.
“Pertumbuhan konsumsi juga tercatat tinggi yakni 5,14% yoy didukung perbaikan pendapatan,” jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News