kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

KPU ajak kerjasama pemilih awasi rekam jejak caleg


Kamis, 03 April 2014 / 14:47 WIB
KPU ajak kerjasama pemilih awasi rekam jejak caleg
ILUSTRASI. Kenali Manfaat Karbohidrat Kompleks untuk Kesehatan Tubuh


Reporter: Gloria Fransisca | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sigit Pamungkas, menegaskan, pihaknya seringkali merevisi dan menambahkan beberapa aturan main baru dalam Pemilihan Umum 2014 (Pemilu). Di antaranya, menyangkut rekam jejak calon legislatif (caleg).

Menurut Sigit, selama ini masih ada beberapa kendala dalam mempublikasikan rekam jejak atau daftar riwayat hidup caleg melalui website resmi KPU.

Kendala ini, diakui Sigit, terutama mengenai biodata atau daftar riwayat hidup para caleg yang diunggah berdasarkan rumusan yang dibuat oleh KPU. Itu misalnya, riwayat pendidikan, riwayat pekerjaan dan identitas diri caleg yang bersangkutan.

"Ketika KPU menggunggah data pribadi caleg, tujuannya agar pemilih bisa mengetahui informasi latar belakang calon. Karena selama ini Pemilu kita belum pernah memuat data kompetensi kandidat," ujar Sigit di sela acara diskusi dengan tema ‘Mengawasi Pelaksanaan Pileg, Menyelamatkan Demokrasi Kita’ di Gedung Dewan Pers, Jakarta, Kamis (3/4).

Sayangnya, Sigit mengaku KPU belum bisa memastikan atau menjami kredibilitas riwayat hidup caleg yang diberikan. Menurut Sigit, sepenuhnya itu tergantung kepada kejujuran calon legislatif.

"Jadi kalau ada publik yang meragukan informasi terkait caleg dari apa yang dituliskan, maka konfirmasi dari pemilih menjadi penting bagi KPU. Beban ini memang menjadi beban publik, civil society untuk menanyakan data pribadi caleg yang kurang sesuai."

Sigit bilang, sistem pemilu 2014 belum akomodatif untuk membuat pemilih menentukan pilihannya dengan rasional. Hal ini dikarenakan besarnya jumlah pemilih di setiap daerah.

"Maka yang harus dilakukan pemilih adalah mengidentifikasi kebutuhannya. Kebutuhan apa yang harus diperjuangkan satu entitas politik. Jika belum bisa, maka pemilih dengan mudah terombang ambing oleh isu," imbu Sigit.

Karena itu, Sigit berjanji, pada Pemilu yang akan datang, KPU akan lebih bisa merefleksikan kebutuhan dari pemilih terhadap latar belakang para caleg.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×