kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.846.000   69.000   3,88%
  • USD/IDR 16.779   91,00   0,54%
  • IDX 6.268   299,87   5,02%
  • KOMPAS100 896   51,83   6,14%
  • LQ45 708   38,57   5,76%
  • ISSI 194   7,96   4,29%
  • IDX30 373   20,49   5,81%
  • IDXHIDIV20 452   20,09   4,65%
  • IDX80 102   5,86   6,12%
  • IDXV30 107   5,14   5,07%
  • IDXQ30 123   5,64   4,79%

KPK Vs Polri, masalah Jokowi lebih besar dari SBY


Sabtu, 24 Januari 2015 / 16:18 WIB
KPK Vs Polri, masalah Jokowi lebih besar dari SBY
ILUSTRASI. Obat Alami yang Ampuh Sembuhkan Pegal Linu


Sumber: Kompas.com | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Pengamat Hukum dari Universitas Indonesia, Chaudry Sitompul menilai, Presiden Joko Widodo menghadapi permasalahan yang lebih kompleks dibanding era pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono terkait konflik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dengan Polri. Chaudry menganggap, dalam kasus KPK-Polri saat ini, terdapat kepentingan Jokowi di dalamnya.

"Dulu enggak ada kepentingan SBY, kalau sekarang kan ada kepentingan Jokowi, yaitu pencalonan Komjen Pol Budi Gunawan sebagai Kapolri," ujar Chaudry usai menghadiri diskusi di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (24/1).

Menurut Chaudry, saat ini Jokowi tersandera dalam kepentingan untuk mengangkat Budi Gunawan sebagai Kapolri. Secara politis, Jokowi juga memiliki masalah lebih besar dibanding SBY karena tidak memiliki kekuasaan politik.

Sementara SBY memiliki kekuasaan politik untuk menentukan sikap, karena selain sebagai seorang presiden, dia juga merupakan ketua umum Partai Demokrat. "SBY dulu punya kekuasaan politik di partai. Pak Jokowi tidak. Jadi lebih kompleks. Secara politis harus diperhitungkan. Permasalahan Jokowi lebih jelas," ucap Chaudry.

Sementara itu, mantan wakil Ketua KPK, Bibit Samad Rianto mengatakan, Jokowi saat ini berada dalam posisi sulit karena dikepung oleh empat kepentingan.

Empat kepentingan itu, kata Bibit, adalah kepentingan dari pendukung dan para relawannya, yang kedua adalah kepentingan dari partai pengusung yang tergabung dalam koalisi Indonesia Hebat. Kepentingan yang ketiga adalah kepentingan dari koalisi lawan politiknya, yakni kepentingan dari Koalisi Merah Putih, dan kepentingan yang keempat adalah kepentingan dari Wakil Presiden, Jusuf Kalla.

"Jokowi dan JK kan bisa sejalan bisa juga enggak. Harus diperhatikan. JK punya kepentingan juga. Tapi kepentingannya apa? Gak tahu," kata Bibit. (Fathur Rochman)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×