kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

KPK tetapkan Bupati Pakpak Bharat sebagai tersangka suap


Minggu, 18 November 2018 / 23:08 WIB
KPK tetapkan Bupati Pakpak Bharat sebagai tersangka suap
ILUSTRASI. Bupati Pakpak Bharat, Provinsi Sumatera Utara, Remigo Yolando Berutu


Reporter: Muhammad Afandi | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), menetapkan Bupati Pakpak Bharat, Provinsi Sumatera Utara, Remigo Yolando Berutu sebagai tersangka kasus suap terkait Pelaksanaan Proyek-Proyek di Dinas Pemerintah Kabupaten Pakpak Bharat tahun anggaran 2018.

“KPK meningkatkan status penanganan perkara ke penyidikan serta menetapkan 3 orang tersangka,” ungkap Ketua KPK, Agus Rahardjo pada jumpa pers di Gedung KPK, Senin (18/11).

Selain bupati periode 2016-2021 ini, KPK juga tetapkan dua tersangka lain yakni Plt Kepala Dinas PUPR Kab. Pakpak Bharat David Anderson Karosekali (DAK) dan pihak swasta Hendriko Sembiring (HS).

KPK menduga ada pemberian uang dari David kepada Remigo terkait dengan fee pelaksanaan proyek proyek di lingkungan Kabupaten Pakpak Bharat yang diduga berasal dari mitra yang sedang mengerjakan proyek-proyek di lingkungan Pemkab Pakpak Bharat.

Konstruksinya, pada 16 November 2018 Remigo menerima Rp 150 juta. Sehari setelahnya, Jumat tanggal 17 November 2018 ia kembali menerima sebesar Rp 250 juta. Kemudian pada hari yang sama KPK melakukan operasi tangkap tangan dan menemukan transaksi senilai Rp 150 juta.

Total Remigo diduga menerima sebesar Rp 550 juta dari para perantara secara bertahap. “Diduga RYB (Remigo Yolando Berutu), menginstruksikan pada Dinas untuk mengamankan semua pengadaan proyek pada dinas masing-masing,” ujar Agus menambahkan.

Agus mengatakan ada indikasi penerimaan lainnya terkait proyek di Pemkab Pakpak Bharat. Suap tersebut diterima Bupati melalui para perantara dan orang dekatnya yang bertugas untuk mengumpulkan dana.

Tiga tersangka tersebut dijerat Pasal 12 huruf a atau pasal 12 huruf b atau Pasal 1Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP jo Pasal 65 ayat (1) KUHP.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×