kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

KPK dalami peran bos MRA di suap eks dirut Garuda


Selasa, 28 Februari 2017 / 13:08 WIB
KPK dalami peran bos MRA di suap eks dirut Garuda


Reporter: Teodosius Domina | Editor: Adi Wikanto

JAKARTA. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kembali memanggil Soetikno Soedardjo untuk tersangka ESA (Emirsyah Satar). Dalam keterangan tertulis, Febri Diansyah juru bicara KPK menyebut Soetikno sebagai beneficial owner Connaught International Pte. Ltd yang juga pendiri dan Direktur Utama Mugi Rekso Abadi (MRA) Group.

"Yang bersangkutan dipanggil sebagai saksi," tuturnya.

Pemanggilan ini merupakan yang kedua kalinya. Pada 14 Februari KPK pernah memeriksa untuk mendalami peran Soetikno di Connaught Ibternational Pte Ltd. Pasalnya posisi ini kurang lazim di perusahaan-perusahaan Indonesia. Namun ketika itu ia enggan mengungkapkan hasil penyedikan kepada pewarta dan mempersilakan untuk bertanya ke penyidik.

Selain Soetikno, dalam kasus suap pembelian pesawat dan mesin pesawat ini, komisi antirasuah juga menjadwalkan pemanggilan Azwar Anas, Senior Manager Engine Management PT Garuda Indonesia Tbk dan Batara Silaban, mantan Vice President Aircraft Maintenance Management PT Garuda Indonesia Tbk.

Sekadar tahu, sesuai hasil persidangan Roll Royce di Inggris terungkap bahwa para staf senior Rolls-Royce setuju memberikan US$ 2,2 juta (atau sekitar Rp 26 miliar) dan sebuah mobil Rolls-Royce Silver Spirit bagi seorang perantara di Indonesia. Di duga pemberian berkaitan dengan berhasil ditandatanganinya surat kontrak pengadaan mesin Trent 700 untuk pesawat.

Suap yang diterima Emirsyah sebesar £ 1,2 juta dan US$ 180.000 atau sekitar Rp 20 miliar. Uang ini diduga diberikan secara bertahap dengan cara ditransfer.

Selain menerima transfer uang, Emirsyah disinyalir menerima barang senilai US$ 2 juta. Barang itu tersebar di Singapura dan Indonesia. Namun, hingga kini, KPK belum menyita barang-barang tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×