Reporter: Pratama Guitarra | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Warga Surabaya boleh berbangga. Keberhasilan pemerintah kota dalam membangun berbagai fasilitas energi membuat Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) kepincut. Kota Pahlawan akan dijadikan pilot project pengembangan Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) menuju kota hijau.
Menteri ESDM, Sudirman Said usai melakukan pertemuan dengan Wali Kota Tri Rismaharini mengatakan, pembicaraan secara intensif telah dilakukan. Pihaknya, memutuskan pilot project untuk dua hal di Surabaya. Yakni, menghasilkan listrik dari sampah, dan matahari, serta gas untuk transportasi dan rumah.
’’Secepatnya, dalam dua sampai tiga tahun Surabaya akan menjadi green city dengan energi yang bersih,’’ katanya di Kantor Kementerian ESDM, Jumat (29/5).
Dari pembicaraan itu, dia yakin tidak salah menetapkan Surabaya sebagai pilot project. Sebab, Risma sudah punya rencana yang matang untuk menjadikan kotanya siap dengan energi baru.
Seperti soal penambahan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) dan gas kota dalam jumlah besar. Ia mengklaim, siap mendukung dengan memberikan kelonggaran ruang fiskal untuk membantu infrastruktur. Meski, tidak semuanya nanti dibebankan pada APBN.
’’Yang bisa didapat dari swasta, akan meminta dari swasta. Bisa juga dari BUMN. Nah, yang tidak bisa akan dibiayai APBN,’’ tuturnya. Itulah kenapa, saat disinggung soal nilai investasi, Sudirman belum bisa menjawab dengan jelas. Bagaimana komposisi pembiayaan yang dikeuarkan untuk mewujudkan green city tersebut.
Bantuan lainnya adalah berupa regulasi. Sudriman melihat, ada keseriusan dari Risma untuk membuat SPBU di seluruh Surabaya untuk memiliki dispenser gas. Dia menyebut, bisa saja dikeluarkan aturan untuk mendorong realisasi penambahan dispenser itu.
Sedangkan terkait sampah, Sudirman ingin Surabaya menjadi contoh dalam pemanfaatan sampah. Menurutnya, di tempat lain sampah masih menjadi momok. Tetapi Surabaya sudah mampu menyulapnya menjadi energi biomassa. ’’Ini akan menjadi leader bagaimana sampah dimanfaatkan,’’ tandasnya.
Sementara itu, Walikota Surabaya, Risma mengatakan, kalau Surabaya sudah mulai menerapkan energi baru sejak beberapa waktu lalu. Untuk pemanfaatan energi matahari misalnya, pembangunan gedung di Surabaya harus sesuai kaidah green building. ’’Kami ingin belajar lebih dalam soal teknologi solar cell. Baik di gedung, maupun penerangan jalan umum,’’ katanya, di Kantor Kementerian ESDM, Jumat (29/5).
Untuk biomassa, Risma menyebut sudah siap mengolah sampah di Kecamatan Benowo menjadi listrik. Untuk saat ini, tenaga yang bisa dihasilkan mencapai 10 Megawatt (MW). Dia memastikan listrik dari sampah tinggal menunggu proses pembelian dari PLN.
Untuk percepatan gas kota, dia menyebut saat ini ada sekitar 5.000 - 6.000 kepala keluarga (KK) yang sudah menikmati jaringan gas untuk dapur. Dengan proyek percepatan, dia yakin bisa menambah 3.000 - 4.000 KK lagi yang menikmati gas.
Salah satu sasaran utamanya adalah kampung-kampung usaha yang tersebar di beberapa tempat. Saat gas masuk ke tempat usaha, masyarakat bisa langsung merasakan manfaatnya dibanding menggunakan sumber energi saat ini. ’’Biaya produksi bisa turun sampai 50%,’’ terangnya.
Khusus untuk pengembangan SPBG, Risma mengharapkan adanya kepastian suplai gas. Dia bilang, kalau suplainya dijamin lancar, maka dalam dua tahun seluruh SPBU di Surabaya bisa menjadi SPBG. Jadi, rencana pemerintah untuk mempopulerkan gas untuk kendaraan pribadi bisa berjalan. ’’Lebih murah dari premium,’’ tandasnya.
Dia optimis, bisa menyediakan dispenser gas diseluruh SPBU karena proyek penambahannya terus berjalan. Sampai bulan ini, Risma mengatakan sudah ada rencana penambahan lima SPBG.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News