Reporter: Ratih Waseso | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Era new normal atau kenormalan baru menjadi garis start para pelaku usaha untuk kembali menggerakan motor bisnisnya. Berdampingan dengan Covid-19 dengan protokol kesehatan ketat menjadi kunci utama dalam suksesnya new normal.
Bukan hanya perusahaan dan para UMKM saja yang bergegas menyiapkan diri saat new normal. Koperasi pun tak ketinggalan menyiapkan diri untuk bisa menjadi roda penggerak ekonomi para anggotanya.
Misalnya saja, Koperasi Astra yang beranggotakan karyawan tetap seluruh anak perusahaan Astra Group yang terdaftar sebagai anggota. Terdapat dua startegi yang digunakan Koperasi Astra dalam era new normal. Pertama, pelayanan kepada anggota dan kedua penggunaan teknologi.
Wakil Ketua Umum Pengurus Koperasi Astra Bambang Widjanarko menuturkan penggunaan teknologi menjadi keharusan saat ini terutama dalam pelayanan anggota. Koperasi Astra sendiri memiliki Koperasi Astra Apps yang mulai diluncurkan pada tahun lalu dan kini sudah berwajah baru tepatnya pada ulang tahun ke 30 Koperasi Astra 25 Juni 2020.
"Koperasi harus prudent, dia harus melakukan inovasi dan juga harus selalu mencoba memitigasi risk dan ikuti perkembangan. Yang digadang-gadang pemerintah mengenai industri 4.0, pentingnya koperasi harus masuk dalam 4.0 tersebut," jelas Bambang.
Baca Juga: Begini rincian anggaran PEN senilai Rp 123,46 triliun untuk koperasi dan UKM
Sebagai koperasi konsumen dengan simpan pinjam sebagai produk utamanya, maka pelayanan akan anggota menjadi keutamaan, terlebih dimasa new normal. Oleh karenanya, Koperasi Astra kini melakukan startegi dalam pelayanan kepada anggota di masa new normal, selain penggunaan aplikasi.
Bambang menyebut, saat sudah mulai work from office kembali maka Koperasi Astra menyiapkan diri dengan menata ruangan. Baik itu bagi pelayanan anggota dan juga ruang kerja pelaksananya. Protokol kesehatan juga dilakukan Koperasi Astra di beberapa unit bisnisnya.
Pada ruang kerja terutama ruang pelayanan anggota dipasang pastisi berbahan acrylic untuk menghindari adanya droplet langsung antara angota dan petugas.
"Anggota yang datang ke Koperasi Astra jangan khawatir karena kita sudah punya pasang partisi jadi droplet itu ada halangannya walaupun kita tetap menggunakan masker," imbuhnya.
Tak hanya itu, selain penataan ruangan yang disesuaikan dengan masa new normal, seluruh anggota dan petugas Koperasi Astra juga diwajibkan memakai masker dan face shield. Tak hanya bagi petugas di kantor saja, kata Bambang, bagian promosi akan diwajibkan menggunakan masker dan face shield saat mendatangi anggota atau calon anggota.
"Seluruh karyawan juga harus menggunakan rapid test dan Alhamdulillah kemarin seluruh karyawan koperasi Astra tidak ada yang reaktif," tuturnya.
Sebisa mungkin Bambang menyebut pelayanan Koperasi Astra menghindari kontak fisik. Oleh karenanya Koperasi Astra Apps perannya akan sangat besar dalam menjalanankan era new normal yang aman dan terhindar dari Covid-19.
Sejalan dengan meminimalisir pertemuan atau kontak fisik maka, layanan edu inspire juga dilakukan secara virtual dalam bentuk webinar.
Koperasi lain yang juga bersiap dalam era new normal ialah Koperasi Edukarya Negeri Lestari (KEN8) yang ada di Yogyakarta. Koperasi berbasis pada edukasi ini juga memiliki startegi yang hampir sama dengan Koperasi Astra.
Baca Juga: Duh, anggaran PEN untuk koperasi dan UKM baru terserap Rp 250,16 miliar
Koperasi yang dikenal dengan nama lain Sekolah Koperasi WIKIKOPI ini berfokus pada edukasi yang tidak mematok modal awal kepada calon anggota yang ingin bergabung.
Tauhid Aminulloh, Libero Sekolah Koperasi WIKIKOPI menerangkan, dari segi bisnis KEN8 memiliki keunikan dimana calon anggota cukup 'menyetorkan' keahlian mereka yang sesuai dengan tujuan dari KEN8. Bagi anggota yang tidak memiliki keahlian atau kepakaran maka cukup mengikuti edukasi yang dilaksanakan di KEN8.
"Fokus kami di pertanian dan pangan, khususnya komoditas kopi dan teh. Kami juga memiliki produk kopi dan teh yang dijual di cafe-cafe unit bisnis kami dan marketplace. Hanya saja untuk marketplace belum maksimal karena kan pengguna di marketplace masih melihat dari segi harga ya, sedangkan kami ini memiliki value dari tiap produk, itu yang belum bisa kami komunikasikan di marketplace," jelas pria yang akrab di sapa Uhid tersebut kepada Kontan.co.id, Rabu (1/7).
Baca Juga: Kemenkop UKM gandeng Perbarindo percepat penyaluran anggaran PEN bagi UMKM
Lantaran pandemi Covid-19, KEN8 mengalami penurunan pendapatan hingga 80%. Unit bisnis koperasi edukasi ini terdiri dari cafe antologi dan silamo cafe yang dibentuk secara joint venture.
"Karena pendapatan kami turunkan saat pandemi, semua unit bisnis kami tutup turun jadi pendapatan turun nah anggota aktifkan dapur patungan. Jadi modelnya pesan makan satu porsi Rp 5.000, paket makan sehari dua kali selama seminggu itu Rp 70.000. Sejak puasa ada sehari 50 order tapi sekarang 20 order, turun ya. Tapi nanti kami arahkan jadi restoran," terangnya.
Mengenai startegi di masa new normal, Uhid menyebut program-program di KEN8 tahun ini sebenarnya sangat sesuai dengan masa pandemi. Semua program berbasis kembali pada bumi atau alam. "Apa yang kami lakukan jadi sangat relevan kami kebetulan melakukan aktivasi pendidikan pertanian untuk kawasan lingkungan ya udah itu relevankan dengan kondisi saat ini," kata Uhid.
Mengenai protokol kesehatan disebutnya jadi poin yang tetap dilakukan, terutama adanya pertemuan edukasi. Penggunaan masker, face shield, cuci tangan dan jaga jarak juga diutamakan terutama saat agenda belajar di program inkubasi koperasi KEN8.
Secara keseluruhan dari segi program, Uhid menyebut, tidak ada pergeseran karena program KEN8 tahun ini lebih fokus pada kembali ke bumi. Hanya saja untuk unit bisnis seperti cafe, protokol kesehatan tetap dilakukan.
"Cuci tangan, masker lalu kami juga kurangi shift ya ini. Seperti mengikuti pedoman protokol kesehatan yang sudah ada. Pertemuan anggota saya rasa sekarang belum intensif juga. Kalau ada pendidikan pelatihan keluar ya Kita pasti gunakan protokol kesehatan kayak masker dan lainnya," ungkapnya.
Baca Juga: Teten Masduki dorong pelaku UMKM menggunakan pembayaran digital
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News