kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.924.000   5.000   0,26%
  • USD/IDR 16.270   34,00   0,21%
  • IDX 7.097   49,71   0,71%
  • KOMPAS100 1.026   -3,02   -0,29%
  • LQ45 777   -8,81   -1,12%
  • ISSI 234   3,28   1,42%
  • IDX30 401   -4,82   -1,19%
  • IDXHIDIV20 462   -8,51   -1,81%
  • IDX80 115   -0,50   -0,43%
  • IDXV30 117   -0,60   -0,51%
  • IDXQ30 129   -2,45   -1,87%

Konsumsi Masyarakat Masih Tertekan, Meski Inflasi dan Harga Pangan Turun


Senin, 14 Juli 2025 / 17:16 WIB
Konsumsi Masyarakat Masih Tertekan, Meski Inflasi dan Harga Pangan Turun
ILUSTRASI. Kondisi konsumsi masyarakat Indonesia masih mengalami pelemahan, di tengah kondisi inflasi yang rendah dan harga pangan yang turun. KONTAN/Cheppy A. Muchlis/03/06/2025


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Kondisi konsumsi masyarakat Indonesia masih mengalami pelemahan, di tengah kondisi inflasi yang rendah dan harga pangan yang turun.

Mengutip Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok (SP2KP) oleh Kementerian Perdagangan mencatat rata-rata harga pangan mengalami penurunan. Di antaranya, harga gula, minyak goreng curah dan minyakita, daging sapi, daging ayam ras, cabai merah keriting dan besar, serta bawang putih honan tercatat turun sepanjang Juni 2025.

Sementara itu, kondisi inflasi Juni 2025 tetap terjaga mencapai 0,19% month to month (mtm), dan sebesar 1,87% year on year.

Baca Juga: Konsumsi Masyarakat Jadi Tantangan Pemerintah Dorong Pertumbuhan Ekonomi 6% pada 2026

Ekonom Universitas Paramadina Wijayanto Samirin menyampaikan, kondisi daya beli masyarakat yang lebih tercermin dari penerimaan pajak pertambahan nilai (PPN) dan pajak penjualan barang mewah (PPnBM) hingga semester I-2025 baru terkumpul Rp 267,3 triliun atau 28,3% dari APBN 2025.

Realisasi ini mengalami kontraksi 19,7% terutama dipengaruhi oleh restitusi yang meningkat signifikan.

Menurunnya, konsumsi masyarakat menurun di tengah kondisi inflasi yang rendah dan harga pangan yang turun, sejalan dengan kondisi tabungan masyarakat yang juga menipis. Sehingga masyarakat menahan belanjanya.

“Ini akibat daya beli masyarakat sedang turun. Ini konsisten penurunan tabungan masyarakat dan penurunan penerimaan PPN pemerintah sepanjang semester 1 2025 yang turun sebesar 19,7% dibandingkan 2024. Ini data yang sangat mengkhawatirkan,” tutur Wijayanto kepada Kontan, Senin (14/7).

Baca Juga: Kelas Menengah Jadi Penopang Belanja Masyarakat selama Libur Panjang pada Mei 2025

Wijayanto menyebut, melemahnya daya beli masyarakat kemungkinan akan berlangsung lama, karena sifatnya sangat struktural.  Terlebih berbarengan dengan adanya peningkatan pemutusan hubungan kerja (PHK), dan semakin dominannya sektor informal dan deindustrialisasi yang terus terjadi.

Lebih lanjut, ia menambahkan daya beli masyarakat akan terus menurun apabila pemerintah tidak segera mengambil sikap.

Misalnya, pemerintah segera melakukan perbaikan struktur belanja APBN, dengan menunda proyek mercusuar, fokus pada belanja yang menyentuh langsung rakyat, yang mengangkat daya beli dan menciptakan lapangan kerja.

Selanjutnya: IHSG Berpotensi Menguat Terbatas Selasa (15/7), Ini Sentimen dan Rekomendasi Sahamnya

Menarik Dibaca: Zinc Trail Run Hadir di Bali pada November Tahun Ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×