Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli megakui memanasnya hubungan Iran dan Israel bakal berdampak terhadap industri di dalam negeri terutamanya yang berorientasi ekspor.
Yassierli mengingatkan bahwa geopolitik ini secara langsung akan berdampak kepada pertumbuhan ekonomi secara global.
Untuk itu, pemerintah juga menyiapkan beberapa langkah strategis termasuk dalam memitigasi adanya potensi pemutusan hubungan kerja (PHK) akibat eskalasi konflik Iran dan Israel.
"Kita sudah punya grand design untuk mitigasi PHK bagaimana kemudian program-program yang sifatnya spesifik," kata Menteri Ketenagakerjaan Yassierli di Kantor Kemnaker, Selasa (24/6).
Kemnaker memperkuat pelaksanaan Program Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP) agar pekerja yang terdampak PHK mendapatkan manfaat maksimal.
Baca Juga: Kementerian Ketenagakerjaan: PHK RI Capai 30.000 Kasus hingga Awal Juni 2025
Pemerintah juga memfasilitasi peningkatakan kompetensi serta membuka peluang besar untuk mencari pekerjaan baru. Tak hanya itu, pihaknya secara konsisten akan menjalin koordinasi dengan lembaga terkait dan pemerintah daerah.
"Kondisi geopolitik global ini harus kita respons bersama-sama, karena ujungnya itu yang di hilir adalah Kementerian Ketenagakerjaan," jelasnya.
Sebelumnya, Presiden Asosiasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (Aspirasi) Mirah Sumirat memprediksi kasus pemutusan hubungan kerja (PHK) di Indonesia bisa mencapai 100.000 orang akibat konflik negara Timur Tengah tersebut.
"Saya yakin, seyakin-yakinnya itu akan mencapai 100 ribu Nanti akhir tahun. Kalau memang perang ini tidak bisa berhenti gitu ya saya yakin segitu," katanya di jumpai di Gedung Kompas, Senin (23/6).
Mirah mengatakan industri tanah air khususnya yang berorientasi pada padat karya sudah terpukul sejak adnya konflik Rusia-Ukraina.
Saat inipun dengan konflik Iran dan Israel sudah ada beberapa perusahaan di bidang teknologi yang menyatakan akan terdampak langsung.
Menurutnya, hal itu akan memperparah kasus PHK yang saat ini sudah mencapai lebih dari 70.000 kasus.
"Pasti ngaruh sangat ngaruh. Kemarin saja yang Ukraina-Rusia aja langsung berpengaruh pada sektor industri tekstil dan alas kaki, apalagi Israel-Iran," ungkapnya.
Diketahui, Ketegangan geopolitik di Timur Tengah makin memanas setelah Amerika Serikat (AS) ikut menyerang Iran.
Baca Juga: Krisis Timur Tengah Ancam Gelombang PHK
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News