Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Konflik yang terjadi di Laut China Selatan serta pendangkalan Terusan Panama, akan memberi dampak kepada kondisi impor Indonesia.
Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan LPEM FEB UI Teuku Riefky mengungkapkan, kondisi ini akan mendorong penurunan volume impor, tetapi di satu sisi akan menambah nilai impor.
“Karena, ongkos impor akan lebih mahal. Banyak kapal melakukan pergantian rute dengan jarak tempuh yang lebih jauh. Sehingga akan berpengaruh pada biaya impor,” terang Riefky kepada Kontan.co.id, Senin (15/1).
Baca Juga: Perlu Upaya Untuk Halau Tantangan Investasi yang Masuk ke Indonesia
Untuk seberapa besar dampaknya terhadap impor Indonesia, Riefky belum bisa meneropong jauh. Namun, ia memberi catatan, ini akan sangat tergantung dengan seberapa lama konflik dan kejadian tersebut akan terjadi.
Hanya, “untuk satu atau dua bulan ke depan, dampaknya akan terasa di impor Indonesia,” tambahnya.
Agak berbeda dengan Riefky, Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual menilai, sejauh ini belum ada dampak dari konflik di Laut China Selatan dan pendangkalan Terusan Panama ke impor Indonesia.
Hanya, ia mengingatkan konflik geopolitik yang ada mungkin akan meningkatkan biaya pengiriman barang.
Baca Juga: Kenaikan Simpanan Valuta Asing dan Emas Pertebal Cadangan Devisa Indonesia
Kemudian, David juga memberi catatan akan ada beberapa hal yang akan memengaruhi prospek impor Indonesia ke depan.
Setidaknya hingga semester I-2024, impor akan terganggu dari ketidakpastian politik. Ini juga terkait dengan pengusaha yang masih wait and see dalam melakukan ekspansi.
Namun pada semester II-2024, keadaan akan berangsur membaik, seiring dengan adanya kepastian politik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News