Sumber: Kompas.com | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Wacana koalisi Partai Keadilan Sejahtera dan Partai Gerindra dianggap belum cukup mendongkrak elektabilitas bakal calon presiden Partai Gerindra, Prabowo Subianto, untuk bersaing dengan bakal capres dari PDI Perjuangan, Joko Widodo. Perbedaan karakter antara Jokowi dan Prabowo menjadi kuncinya.
Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Indria Samego, mengatakan, Jokowi memiliki basis pendukung yang sangat kuat di masyarakat. Pendukung Jokowi tidak hanya dari kalangan elite partai, tetapi juga dari lintas budaya dan usia.
Hal itu disinyalir belum dimiliki oleh Prabowo. Menurut Indria, meskipun Prabowo didukung oleh elite partai, tetapi ia belum berhasil mengambil hati masyarakat di lapisan bawah. "Tetap tidak bisa (mengalahkan Jokowi). Jokowi model calon presiden yang berbeda," kata dia saat dihubungi, Senin (28/4/2014).
Indria mengatakan, meski nantinya PKS berkoalisi dengan Gerindra, suara PKS sulit mendongkrak suara Prabowo secara signifikan. Hal ini dapat dilihat pada pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2012. Pada putaran kedua Pilgub DKI, suara PKS diberikan kepada Fauzi Bowo, tetapi yang menang tetap Jokowi.
Indria berpendapat bahwa pertarungan sesungguhnya dalam pilpres adalah pertarungan dalam merebut hati rakyat. Capres yang sudah berhasil memenangkan hati rakyat hampir dipastikan akan memenangkan Pemilu Presiden 2014.
Setelah mendapatkan surat dari Prabowo, PKS memutuskan untuk menjajaki kemungkinan berkoalisi dengan Partai Gerindra. Koalisi PKS dan Gerindra diyakini akan meningkatkan peluang kemenangan Prabowo di Pemilu Presiden 2014.
"Optimistis dong, di dalam hidup ini harus optimistis. Buat apa hidup kalau pesimistis," kata Sekretaris Jenderal Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Taufik Ridho seusai rapat Majelis Syura PKS, Minggu (27/4/2014) malam.
Rapat Majelis Syura PKS itu memutuskan membentuk tim khusus menjalin komunikasi dengan partai-partai lain. Partai ini menyatakan keinginan kuat untuk dapat berkoalisi dengan Gerindra. (Fathur Rochman)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News