Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri-menteri di kabinet Indonesia Maju diangap belum menunjukkan kinerja yang maksimal. Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Indria Samego menilai, dari seluruh menteri ekonomi di bawah koordinasi Menko Perkonomian, baru Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Menteri BUMN Erick Thohir yang sudah terlihat langkahnya.
Selebihnya, masih belum terdengar. "Semuanya masih mengalami kekagetan birokrasi. Tidak menyangka menjadi menteri. Sudah lewat 100 hari belum membuat kebijakan yang dirasakan," ujar ujar Indria kepada Kontan, Selasa (3/3).
Baca Juga: Baru 4 bulan pemerintahan, pengamat: Jokowi belum perlu reshuffle kabinet
Dia pun berpendapat, presiden perlu melakukan reshuffle kabinet dalam waktu dekat. Apalagi, ini merupakan janji presiden yang akan mengganti menteri bila tidak menunjukkan kerja yang maksimal.
"Mungkin dia [presiden] bingung. Apalagi mereka yang berasal dari parpol. Tapi sebaiknya, sebelum terlalu lama, reshuffle kabinet perlu dilakukan," jelas Indria.
Baca Juga: Reshuffle Kabinet heboh di medsos, begini kata Ma'ruf Amin
Reshuffle ini bisa menjadi bentuk ancaman bagi menteri sehingga bisa menampilkan kinerja yang lebih baik. Dalam kabinet yang dipimpin sebelumnya, Presiden Joko Widodo sudah melakukan reshuffle kabinet dalam waktu 10 bulan sejak dia memimpin. Menurut Indria, tidak adanya ancaman reshuffle membuat kinerja menteri menurun.
Memang Indria mengakui, untuk membandingkan kinerja menteri tidak mudah. Namun, kinerja menteri-menteri di Kabinet Kerja dianggap lebih terlihat. "Pokoknya harus ada ancaman reshuffle, baru beres," tambahnya.
Baca Juga: Voice of Indonesia gelar diplomatic forum untuk hormati jasa BJ Habibie bagi pers
Sebelumnya, Istana telah membantah isu adanya perombakan Kabinet Indonesia Maju dalam waktu dekat. Presdien meminta agarsetiap menteri tetap fokus dalam menjalankan tugasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News