kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.693.000   3.000   0,18%
  • USD/IDR 16.345   -50,00   -0,31%
  • IDX 6.599   -37,02   -0,56%
  • KOMPAS100 950   -13,30   -1,38%
  • LQ45 740   -10,32   -1,38%
  • ISSI 206   0,34   0,17%
  • IDX30 385   -5,52   -1,41%
  • IDXHIDIV20 462   -7,90   -1,68%
  • IDX80 108   -1,50   -1,38%
  • IDXV30 112   -1,20   -1,06%
  • IDXQ30 126   -1,90   -1,48%

Kewajiban Neto Posisi Investasi Internasional RI Turun Pada Kuartal IV 2024


Senin, 10 Maret 2025 / 10:38 WIB
Kewajiban Neto Posisi Investasi Internasional RI Turun Pada Kuartal IV 2024
ILUSTRASI. Bank Indonesia melaporkan, kewajiban neto posisi Investasi Internasional (PII) Indonesia turun pada kuartal IV 2024.(KONTAN/Cheppy A. Muchlis)


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kewajiban neto posisi Investasi Internasional (PII) Indonesia turun pada kuartal IV 2024.

Bank Indonesia (BI) melaporkan, pada akhir kuartal IV 2024, PII Indonesia mencatat kewajiban neto sebesar US$ 245,3 miliar, lebih rendah dibandingkan dengan kewajiban neto pada akhir kuartal III 2024 sebesar US$ 270,4 miliar.

“Penurunan kewajiban neto tersebut dipengaruhi oleh kenaikan posisi Aset Finansial Luar Negeri (AFLN) dan penurunan posisi Kewajiban Finansial Luar Negeri (KFLN),” tutur Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso, dalam keterangan tertulisnya, Senin (10/3).

Baca Juga: Kewajiban Neto Posisi Investasi Internasional RI Meningkat pada Kuartal III-2024

Denny mencatat, posisi AFLN Indonesia meningkat terutama didorong kenaikan cadangan devisa. Posisi AFLN pada akhir kuartal IV 2024 tercatat sebesar US$ 522,8 miliar, naik 0,6% quarter to quarter (qtq), dari US$ 519,7 miliar pada akhir kuartal III 2024.

Peningkatan posisi AFLN tersebut dipengaruhi oleh kenaikan penempatan aset terutama dalam bentuk cadangan devisa, diikuti oleh investasi langsung dan investasi portofolio.

Sedangkan peningkatan posisi AFLN lebih lanjut tertahan oleh faktor perubahan lainnya seiring penguatan nilai tukar dolar AS terhadap mayoritas mata uang dunia dan pelemahan indeks harga saham global.

Selanjutnya, posisi KFLN Indonesia pada akhir kuartal IV 2024 turun 2,8% qtq menjadi US$ 768,1 miliar, dari 790,0 miliar dolar AS pada akhir kuartal III 2024.

“Penurunan posisi KFLN tersebut dipengaruhi oleh transaksi investasi portofolio yang mencatat aliran modal keluar seiring ketidakpastian pasar keuangan global yang masih tinggi,” kata Denny.

Sementara itu, investasi langsung dan investasi lainnya tetap membukukan aliran modal masuk yang mencerminkan terjaganya optimisme investor terhadap prospek ekonomi dan iklim investasi domestik.

Perkembangan posisi KFLN lebih lanjut juga dipengaruhi oleh penurunan nilai instrumen keuangan domestik seiring penguatan nilai tukar dolar AS terhadap mayoritas mata uang global, termasuk Rupiah, dan penurunan harga saham domestik.

Baca Juga: BI: Likuiditas Mengetat Saat Ramadan dan Lebaran, Fenomena yang Wajar

Secara keseluruhan tahun 2024, PII Indonesia juga mencatat penurunan kewajiban neto dibandingkan dengan posisi akhir tahun 2023. Kewajiban neto PII Indonesia turun dari US$ 257,9 miliar pada akhir 2023 menjadi US$ 245,3 miliar pada akhir 2024.

Lebih lanjut, BI memandang perkembangan PII Indonesia pada kuartal IV 2024 dan keseluruhan tahun 2024 tetap terjaga, sehingga mendukung ketahanan eksternal.

Hal ini tercermin dari perbaikan rasio net kewajiban PII Indonesia terhadap PDB dari 18,8% pada tahun 2023 menjadi 17,6% pada tahun 2024.

Selain itu, struktur kewajiban PII Indonesia juga didominasi oleh instrumen berjangka panjang (92,3%) terutama dalam bentuk investasi langsung.

Ke depan, Denny menyampaikan, BI akan senantiasa mencermati dinamika perekonomian global yang dapat mempengaruhi prospek PII Indonesia dan terus memperkuat respons bauran kebijakan yang didukung sinergi kebijakan yang erat dengan Pemerintah dan otoritas terkait guna memperkuat ketahanan sektor eksternal.

“Selain itu, BI akan terus memantau potensi risiko terkait perkembangan kewajiban neto PII terhadap perekonomian Indonesia,” tandasnya.

Selanjutnya: Simak Berbagai Promo Khusus yang Ditawarkan BSI Selama Ramadan

Menarik Dibaca: 6 Perbaikan Rumah yang Mahal dan Tidak Akan Meningkatkan Nilai Properti Anda

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×