Reporter: Siti Masitoh | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III-2024 sebesar 4,95% secara tahunan atau year on year (yoy). Pertumbuhan ekonomi tersebut lebih rendah dari kuartal sebelumnya yang sebesar 5,05% yoy.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia tersebut masih tetap terjaga, ditopang oleh konsumsi rumah tangga, khususnya kelas menengah ke atas, dan investasi seiring berlanjutnya pembangunan Proyek Strategis Nasional (PSN).
Selain itu, pertumbuhan ekonomi ini ditopang ekspor nonmigas yang meningkat sejalan dengan permintaan mitra dagang utama yang tumbuh positif.
Baca Juga: BI Kucurkan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM) Rp 259 Triliun hingga Oktober
“Pada kuartal IV-2024, pertumbuhan ekonomi diperkirakan tetap baik ditopang oleh konsumsi pemerintah sejalan dengan kenaikan aktivitas belanja Pemerintah pada akhir tahun,” tutur Perry dalam konferensi pers, Rabu (20/11).
Pada akhir tahun 2024, BI memperkirakan ekonomi Indonesia juga akan didorong oleh konsumsi rumah tangga yang diperkirakan tetap tumbuh sejalan dengan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang terjaga dan dampak positif pelaksanaan Pilkada di berbagai daerah.
“Investasi diperkirakan juga berlanjut didukung oleh belanja modal perusahaan serta volume produksi dan pesanan seperti tecermin pada indeks Prompt Manufacturing Index (PMI) Bank Indonesia,” ungkapnya.
Baca Juga: BI: Kebijakan Perdagangan AS di Bawah Trump Berdampak pada Ekonomi China Hingga Eropa
Secara keseluruhan tahun, BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi 2024 berada dalam kisaran 4,7%-5,5% dan akan meningkat pada 2025.
Untuk mendorong pertumbuhan ekonomi lebih lanjut, Perry menyebut kebijakan reformasi struktural pemerintah perlu diperkuat khususnya pada sektor-sektor yang mendukung pertumbuhan ekonomi serta menyerap dan meningkatkan produktivitas tenaga kerja.
“Bank Indonesia terus memperkuat bauran kebijakan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, bersinergi erat dengan kebijakan stimulus fiskal Pemerintah, khususnya melalui optimalisasi stimulus kebijakan makroprudensial dan akselerasi digitalisasi transaksi pembayaran,” tandasnya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News