kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.505.000   -15.000   -0,99%
  • USD/IDR 16.295   -200,00   -1,24%
  • IDX 6.961   -146,45   -2,06%
  • KOMPAS100 1.039   -24,80   -2,33%
  • LQ45 816   -17,43   -2,09%
  • ISSI 212   -4,24   -1,96%
  • IDX30 417   -9,71   -2,28%
  • IDXHIDIV20 503   -10,10   -1,97%
  • IDX80 118   -2,73   -2,25%
  • IDXV30 125   -2,34   -1,85%
  • IDXQ30 139   -2,65   -1,87%

Ketidakpastian Tinggi, Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada 2023 Berpotensi Melambat


Kamis, 08 Juni 2023 / 18:07 WIB
Ketidakpastian Tinggi, Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada 2023 Berpotensi Melambat
ILUSTRASI. Aktifitas bongkar muat peti kemas di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (6/6/2023). Ketidakpastian Tinggi, Pertumbuhan Ekonomi RI 2023 Berpotensi Melambat.


Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2023 melambat dibandingkan tahun sebelumnya.

Lembaga tersebut memperkirakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2023 sebesar 4,7% secara tahunan atau year on year (yoy), atau melambat dari 5,31% yoy.

Memang, perekonomian Indonesia diuntungkan dari kenaikan harga komoditas pada dua tahun terakhir. Nah, pada tahun ini, harga komoditas mengalami normalisasi. 

Baca Juga: OECD Naikkan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Tahun 2023

Dengan demikian, ada potensi perlambatan pertumbuhan perdagangan. 

Ini seiring dengan perekonomian Indonesia yang peka terhadap kondisi ketidakpastian global, termasuk ketegangan geopolitk dan gejolak pasar keuangan. 

OECD pun memperkirakan, pertumbuhan ekspor pada tahun 2023 sebesar 7,4% yoy atau melambat dari capaian pertumbuhan 2022 yang sebesar 16,3% yoy. 

Di dalam negeri, OECD juga melihat pertumbuhan konsumsi rumah tangga yang terbatas. Ini karena kenaikan upah riil yang rendah dan pasar tenaga kerja yang lemah. 

Lembaga tersebut lalu memperkirakan, pertumbuhan konsumsi rumah tangga tahun 2023 sebesar 4,9% yoy atau relatif tak berubah dari tahun lalu. 

Baca Juga: Belum Aman, Risiko Tetap Membayangi Prospek Inflasi ke Depan

Kabar baiknya, ada potensi kenaikan konsumsi pemerintah di tahun ini. OECD memperkirakan pertumbuhan konsumsi pemerintah sebesar 3,1% yoy. 

Atau lebih baik bila dibandingkan dengan tahun 2022 yang negatif 4,5% yoy. 

Sedangkan pertumbuhan pembentukan modal tetap bruto (PMTB) atau investasi diperkirakan melambat. Yaitu, dari 3,9% yoy pada 2022 menjadi 2,3% yoy pada 2023. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×