kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.782   14,00   0,09%
  • IDX 7.495   15,66   0,21%
  • KOMPAS100 1.160   5,20   0,45%
  • LQ45 920   6,64   0,73%
  • ISSI 226   -0,42   -0,18%
  • IDX30 475   4,07   0,87%
  • IDXHIDIV20 573   5,09   0,90%
  • IDX80 133   0,84   0,63%
  • IDXV30 140   1,19   0,85%
  • IDXQ30 158   1,00   0,64%

Ketidakpastian Tinggi, Gubernur BI: Ekonomi Dunia Akan Melambat di 2023


Kamis, 22 Desember 2022 / 14:22 WIB
Ketidakpastian Tinggi, Gubernur BI: Ekonomi Dunia Akan Melambat di 2023
ILUSTRASI. Gubernur BI Perry Warjiyo memperkirakan pertumbuhan ekonomi global tahun depan akan sebesar 2,6% yoy, atau lebih rendah dari perkiraan 2022 yang sebesar 3% yoy.


Reporter: Bidara Pink | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) memperkirakan, pertumbuhan ekonomi global tahun 2023 melambat. Gubernur BI Perry Warjiyo memperkirakan pertumbuhan ekonomi global tahun depan akan sebesar 2,6% yoy, atau lebih rendah dari perkiraan 2022 yang sebesar 3% yoy.

“Perlambatan ekonomi global tersebut dipengaruhi fragmentasi ekonomi, perdagangan, dan investasi karena ketegangan politik yang berlanjut dan dampak kebijakan moneter agresif negara maju,” tutur Perry, Kamis (22/12).

Perry menyebut, tekanan inflasi global masih tinggi, meski berpotensi melandai pada tahun depan. Didorong oleh disrupsi rantai pasok global dan ketatnya pasar tenaga kerja terutama di Amerika Serikat (AS) dan Eropa.

Baca Juga: Gubernur BI Sebut Neraca Pembayaran Berpotensi Surplus US$ 2,6 Miliar pada 2022

Ini kemudian mendorong bank-bank sentral untuk tetap mengerek suku bunga acuan. Seperti, bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) diperkirakan mengerek suku bunga acuan hingga awal 2023.

“Siklus pengetatan moneter akan panjang, meski besarannya lebih rendah dari perkiraan,” tutur Perry.

Hal ini juga mendorong adanya ketidakpastian di pasar keuangan global. Perkasanya dolar AS, turut mengerem aliran masuk modal asing ke pasar negara berkembang, termasuk Indonesia.

Lebih lanjut, perlambatan ekonomi global ini juga mengandung risiko resesi di beberapa negara. Perry menyebut, seperti, AS dan Eropa.

Baca Juga: Chatib Basri Sebut Ruang BI Kerek Suku Bunga di Akhir 2023 Semakin Kecil

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×