Reporter: Siti Masitoh | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pengusaha mulai khawatir investasi asing atau Penanaman Modal Asing (PMA) tahun depan akan tergerus. Prospek ekonomi global yang suram jadi penyebabnya.
Ketua Bidang Kebijakan Publik Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sutrisno Iwantono memperkirakan, PMA pada akhir tahun ini hingga pertengahan tahun 2023 akan menurun. Hal ini sejalan dengan meningkatnya suku bunga global juga inflasi yang masih tinggi, dan juga ketidakpastian ekonomoi global.
Meski begitu, ia memperkirakan situasi perekonomian global akan mulai membaik di pertengahan tahun 2023, sehingga PMA yang masuk ke Indonesia kemungkinan akan mulai meningkat kembali.
“Namun ketika suku bunga turun dan inflasi mulai terkendali, investasi akan kembali meningkat. Karena orang juga enggak lagi menyimpan uangnya di bank,” tutur Sutrisno kepada Kontan.co.id, Selasa (25/10).
Baca Juga: Industri Sektor Padat Modal Masih Mendominasi Investasi pada Kuartal III-2022
Ia yakin, resesi global yang terjadi tidak akan berjalan lama. Ia juga optimis perekonomian global di pertengahan tahun 2023 akan mulai membaik, sehingga bisa kembali mendorong PMA yang masuk ke Indonesia.
Senada, Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Koordinator Bidang Maritim, Investasi, dan Luar Negeri Shinta Kamdani mengatakan, kondisi investasi dari luar negeri pada tahun depan cukup mengkhawatirkan pada tahun depan.
Oleh sebab itu, pengusaha akan lebih waspada dan juga berhati-hati, serta melihat peluang dan permintaan yang dibutuhkan pasar. Di tengah kewaspadaan tersebut, Shinta juga yakin peluang investasi asing berpotensi tetap baik pada tahun depan.
“Jadi kalau ditanya ada peluang, ini peluang cukup banyak. Investasi berkelanjutan saya rasa mau ada krisis atau tidak pasti akan banyak,” jelasnya.
Selain itu, proyeksi berbagai lembaga yang menyebutkan kondisi ekonomi Indonesia pada tahun depan masih dalam batas aman juga menjadi optimisme kepada peluang investasi asing.
Selain itu, pengusaha juga akn fokus mengembangkan sektor-sektor yang menarik bagi investor, misalnya saja pada Electric Vehicle (EV) alias kendaraan listrik, dan di sektor-sektor manufaktur, baik modern maupun tradisional.
“Sektor terbarukan mungkin akan berjalan, jadi tergantung sektornya juga, namun secara general kita positif Indonesia bisa tetap mendapatkan investasi. Cuma kita harus lebih hati-hati,” imbuhnya.
Baca Juga: Investasi Asing Diperkirakan Tetap Tinggi Meski Ekonomi Global Terancam Resesi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News