Reporter: Siti Masitoh | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekonomi global diprediksi masuk fase resesi tahun depan. Ancaman resesi global pada tahun depan ini diperkirakan bisa menekan investasi di Indonesia, utamanya pada penanaman modal asing (PMA).
Direktur Bidang Perencanaan dan Penanaman Modal Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indra Darmawan tetap optimistis PMA pada tahun depan akan tetap tinggi, utamanya pada sektor-sektor andalan investasi di Indonesia.
“PMA diperkirakan masih akan baik seperti industri logam dasar, transportasi, pergudangan dan tekekomunikasi serta utilitas. Dalam tiga tahun belakangan sektor-sektor ini bagus kinerja PMA-nya,” tutur Indra kepada Kontan.co.id, Selasa (25/10).
Untuk diketahui, realisasi PMA pada kuartal III 2022 mencapai Rp 168,9 triliun atau berkontribusi paling tinggi dari realisasi investasi pada periode tersebut sebesar 54,9%, dan tumbuh 63,6% secara tahunan serta tumbuh 3,5% dari kuartal sebelumnya.
Baca Juga: Realisasi Investasi pada Kuartal III-2022 Masih Didominasi Sektor Padat Modal
Tren PMA dalam tiga tahun terakhir juga terus mengalami peningkatan, diantaranya pada 2019 realisasinya sebesar Rp 513,5 triliun, pada 2020 Rp 544,8, pada 2021 Rp 581,1, dan dari Januari hingga September 2022 nilainya mencapai Rp 410,1 triliun.
Adapun Indra mengebut, strategi yang akan dijalankan untuk menarik investor dari luar diantaranya, mencari investor baru dari sumber dan asal negara yang baru, dan juga akan melakukan pengawalan terhadap rencana dan aktivitas realisasi investasi yang mengarah ke perluasan atau ekpansi dari investor yang sudah ada.
PMA yang masuk ke Indonesia pada kuartal III 2022:
1. Singapura US$ 3,8 miliar
2. China US$ 1,6 miliar
3. Jepang US$ 1 miliar
4. Hong Kong US$ 1 miliar
5. Malaysia US$ 0,9 miliar
PMA terbesar yang masuk ke Indonesia sepanjang Januari-September 2022:
1. Singapura US$ 10,5 miliar
2. China US$ 5,2 miliar
3. Hong Kong US$ 3,9 miliar
4. Jepang US$ 2,8 miliar
Baca Juga: Malaysia Masuk 5 Besar Paling Banyak Investasi Ke Indonesia, Bahlil: Jangan Terkecoh!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News