Reporter: Siti Masitoh | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menurunkan target keseimbangan primer dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2023. Hal ini sejalan dengan penerimaan negara tahun ini yang diprediksi masih terjaga dengan baik.
Outlook keseimbangan primer pada akhir tahun ditargetkan menjadi defisit Rp 49 triliun, turun 68,75% dari target dalam APBN tahun ini yakni defisit Rp 156,8 triliun.
Dirjen Anggaran Kemenkeu Isa Rachmatarwata mengatakan, optimisme tersebut sejalan dengan penerimaan negara yang baik di semester I tahun ini dan juga masih mengalami surplus.
Baca Juga: Realisasi Pembiayaan Utang Turun 15,4% Pada Semester I-2023
Ia berharap penerimaan negara di semester II tidak mengalami penurunan yang drastis, sehingga keseimbangan primer akan tercapai sesuai outlook yang sudah ditentukan.
“Kalau kita bisa jaga penerimaan tidak turun drastis di semester II, karena adanya pergerakan harga komoditas yang turun dan belanja kita jaga sesuai rencana, maka keseimbangan primer bisa kita upayakan menuju negatif kecil,” tutur Isa kepada Kontan.co.id, Kamis (13/7).
Adapun realisasi penerimaan negara hingga semester I 2023 telah mencapai Rp 1.407,9 triliun. Realisasi ini telah mencapai 46,61% dari outlook penerimaan negara yang ditargetkan sebesar Rp 2.637,2 triliun.
Pemerintah juga optimistis penerimaan negara tahun ini bisa melebihi target yakni 107,1% dari target dalam APBN 2023.
Baca Juga: Sri Mulyani Optimistis Defisit APBN 2023 Ditekan Jadi 2,28% dari PDB
Target ini optimistis bisa dicapai melalui berbagai reformasi perpajakan dan pelaksanaan Undang-Undang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (UU HPP) untuk memperkuat fondasi perpajakan yang lebih adil dan efektif.
Sementara itu, realisasi belanja negara hingga semester I 2023 telah mencapai Rp 1.255,7 triliun, atau mencapai 60% dari outlook belanja negara yang sebesar Rp 3.123,7 triliun. Belanja negara tahun ini juga diperkirakan akan melebihi target yakni sebesar 102% dari target.
Asal tahu saja, keseimbangan primer dalam APBN merupakan penerimaan negara dikurangi belanja, di luar pembayaran bunga utang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News