kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,64   6,79   0.75%
  • EMAS1.383.000 0,36%
  • RD.SAHAM 0.17%
  • RD.CAMPURAN 0.09%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.03%

Kementerian BUMN: Penilaian direksi tak main-main


Selasa, 15 Mei 2012 / 20:47 WIB
Kementerian BUMN: Penilaian direksi tak main-main
ILUSTRASI. Pabrik tekstil PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) atau Sritex


Reporter: Dina Farisah | Editor: Djumyati P.

JAKARTA. Lengsernya beberapa pejabat BUMN dalam beberapa hari ini terakhir ini sudah menciptakan berbagai spekulasi. Tapi Kementerian BUMN sendiri mengaku tidak membuat keputusan itu semua dengan gegabah. Kementerian BUMN memiliki dua penilaian utama dalam menentukan posisi direksi. Penilaian ini mutlak harus dipertahankan direksi.

Deputi bidang Infrastruktur dan Logistik Kementerian BUMN, Sumaryanto Widayatin menjelaskan, ada dua persyaratan wajib yang harus dimiliki seorang direksi. Pertama, wajib mengedepankan integritas. Kedua, wajib menjunjung tinggi profesionalisme. Kedua hal tersebut merupakan penilaian yang menentukan keberlangsungan jabatan seorang direksi.

"Semua direksi harus menunjukkan dua hal itu. Yang tidak profesional, saya jamin akan diganti. Saya dan Pak Dahlan tidak main-main dalam hal ini," jelas Sumaryanto kepada KONTAN, Selasa (15/5).

Dirinya menegaskan, pergantian Direktur Utama PT Merpati Nusantara Airlines, Sardjono Jhony semata-mata untuk menyelamatkan Merpati dari kebangkrutan. Pasalnya, meski pemerintah telah menyuntikkan Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp 561 miliar, Merpati belum menunjukkan perbaikan kondisi keuangan. Bahkan, kerugian Merpati semakin tidak terkendali.

Berdasarkan laporan keuangan Merpati tahun 2011, maskapai ini mencatatkan rugi Rp 750 miliar. Pada triwulan I-2012, total kerugian Merpati sebesar Rp 251 miliar. Sementara, sepanjang bulan April 2012 saja, kerugian Merpati mencapai Rp 100 miliar. Dirut Merpati terbukti tidak mampu menjalankan business plan-nya.

"Pak Jhony sudah melakukan yang terbaik selama kepemimpinannya. Kita akan cari yang lebih baik lagi. Paling tidak, ada tindakan atas kerugian yang dialami Merpati," ungkapnya.

Lebih lanjut, Sumaryanto juga menanggapi kabar perombakan direksi seperti PT Garuda Indonesia dan PT Perusahaan Gas Negara (PGN). Menurutnya, kinerja Garuda di pasar modal tergolong baik. Ditambah lagi, Garuda baru saja mendapat suntikan modal baru. Tingkat ketepatan waktu (on time performance) Garuda juga terbilang baik dan profitabilitas juga bagus. Jadi sampai saat ini Kemnterian BUMN belum melihat keperluan pergantian direksi.

"Kalau kinerjanya buruk, kita cari solusi misalnya dengan pergantian direksi. Kalau direksinya tidak diganti berarti kinerjanya masih oke," tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Pre-IPO : Explained Supply Chain Management on Efficient Transportation Modeling (SCMETM)

[X]
×