Reporter: Siti Masitoh | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Kementerian koordinator Bidang Perekonomian menargetkan tambahan realisasi investasi baru sebesar Rp 77,5 triliun dan tambahan penyerapan tenaga kerja sebanyak 38.277 orang pada 20 Kawasan Ekonom Khusus (KEK).
Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian selaku Plt. Sekretaris Jenderal Dewan Nasional KEK Susiwijono Moegiarso menyampaikan, harapan tersebut sejalan dengan pencapaian investasi di KEK pada tahun lalu.
Ia mencatat, hingga 2023, ada 20 KEK telah memberi kontribusi realisasi investasi sebesar Rp177,5 triliun hingga akhir 2023. Dari total investasi tersebut telah menyerap tenaga kerja sebanyak 117.492 orang, dengan jumlah pelaku usaha/industri sebanyak 331 perusahaan.
Baca Juga: Investor Ingin Kepastian Keberlanjutan IKN meski Ada Obral Insentif Pajak di IKN
Sedangkan pada tahun 2023, realisasi investasi bertambah sebesar Rp 66 triliun dan realisasi penyerapan tenaga kerja bertambah sebanyak 57.005 orang, serta jumlah pelaku usaha bertambah sebanyak 89 perusahaan/industri.
“Berbagai optimisme dan peluang (ekonomi) harus mampu dimanfaatkan dengan baik, salah satunya dengan mendorong pengembangan 20 KEK sebagai energi dan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru yang berkontribusi nyata dalam mendorong PDRB daerah, di berbagai wilayah Indonesia,” tutur Susiwijono mengutip keterangan tertulisnya, Kamis (18/1).
Adapun Ia menyampaikan, pada tahun 2023, Sekretariat Jenderal Dewan Nasional KEK bekerja sama dengan Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) melakukan kajian terkait dengan dampak positif KEK terhadap ekonomi daerah dan perekonomian nasional.
Baca Juga: Kontribusi KEK Terhadap PDB Indonesia Masih Rendah Ketimbang di Negara Lain
Beberapa kesimpulan utama yang dapat dicatat bahwa secara umum sebagian besar KEK berkembang dan berkinerja baik atau sangat baik, dan secara keseluruhan investasi di KEK memberikan kontribusi yang positif terhadap perekonomian dengan tren yang cenderung meningkat selama periode 2019-2023.
KEK Industri dengan kinerja yang cukup baik berada atau berbatasan di wilayah Pusat Pertumbuhan Ekonomi (PPE), dan memiliki anchor investor, tingkat aglomerasi industri/bisnis yang baik, investasi berdaya saing tinggi, dan tingkat ketersediaan infrastruktur pendukung yang lebih baik.
Sebaliknya, KEK manufaktur yang berada di posisi terluar atau di daerah yang sedang bertransformasi menuju sektor manufaktur dan jasa-jasa, akan memiliki daya saing tinggi jika mengolah sumber daya alam atau hilirisasi sumber daya alam.
Baca Juga: Sumbangsih KEK Masih Minim Terhadap Ekonomi
Keberadaan event nasional/internasional di KEK bertema pariwisata dinilai memberikan dampak signifikan untuk mempercepat perkembangan KEK tersebut, seperti pada KEK Lido, KEK Mandalika, dan KEK Tanjung Lesung.
Sedangkan KEK bertema digital dan kegiatan jasa lainnya mampu berkembang dengan baik di tengah berbagai tantangan yang bervariasi.
“Secara keseluruhan, dapat disimpulkan bahwa investasi di KEK memberikan kontribusi yang positif terhadap ekonomi daerah dan perekonomian nasional, dengan tren yang cenderung meningkat selama periode 2019 – 2023,” jelas Susiwijono.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News