kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kemendag sebut biaya produksi industri perunggasan semakin tinggi, ini pemicunya


Kamis, 22 Juli 2021 / 20:34 WIB
Kemendag sebut biaya produksi industri perunggasan semakin tinggi, ini pemicunya
ILUSTRASI. Kemendag sebut biaya produksi industri perunggasan semakin tinggi, ini pemicunya


Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Sarana produksi ternak meliputi day old chicken final stock (DOC FS) dan pakan bagi pembudidaya peternak rakyat dan mandiri, seringkali berfluktuasi tinggi. Harga Pokok Produksi (HPP) tersebut mencapai Rp 19.000-21.000 per kg yang tertuang dalam Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) nomor 7 tahun 2020.

Dirjen Perdagangan Dalam Negeri, Kementerian Perdagangan (Kemendag) Oke nurwan mengatakan, saat ini industri perunggasan sedang mengalami biaya produksi DOC FS (bibit ayam) dan pakan yang tinggi. Serta turunnya harga livebird di tingkat peternak rakyat.

Ia menyebut, biaya DOC naik akibat kebijakan cutting yang dampaknya tidak terlalu signifikan. Sementara harga pakan yang naik disebabkan karena mahalnya harga bahan baku yang dipasok dari dalam negeri, seperti jagung.

"Kondisi harga pasar merupakan cerminaan supply-demand yang saat ini terjadi akibat oversupply. Pemerintah mengintervensi pasar apabila harga di luar range, yang diatur melalui mekanisme penugasan kepada BUMN peternakan," kata Oke dalam diskusi virtual, Kamis (22/7).

Baca Juga: Upaya pemerintah stabilkan harga ayam broiler di tingkat peternak

Sebagai upaya mendukung kemandirian bibit DOC FS dan jagung untuk peternak rakyat, perlu berbagai upaya supaya peternak rakyat tetap menjalankan usahanya.

Menurut Oke, skema pengadaan DOC FS untuk peternak rakyat melalui BUMN harus segera diperjelas. Sebab, saat ini masih mengalami keterbatasan atau kelengkapan instrumen yang harus dilengkapi lagi.

"Selama ini yang ditugaskan importasi Grand Parent Stock atau GPS adalah PT Berdikari. Sehingga (bisa) memasok DOC FS yang telah ditetapkan bagi peternak yang telah terdaftar di Berdikari," ucap Oke.

Sementara itu, Direktur Utama PT Berdikari (Persero) Harry Warganegera mengatakan, sejak tahun lalu pihaknya telah memiliki sistem kemitraan. Terutama penjualan DOC FS yang dipelihara oleh peternak mitra. Yakni peternak rakyat secara langsung dan peternak yang tergabung dalam koperasi maupun dibawah perusahaan.

Saat ini, kata Harry, terdapat 1.700 peternak mitra yang tergabung bersama Berdikari yang mengelola DOC FS berdikari. Baik langsung maupun di bawah mitra Berdikari yang mengambil PS milik Berdikari. Tahun ini Berdikari mempunyai ayam GPS sebanyak 32.000 ekor dan jumlah ayam PS (parent stock) rata-rata 1,2 juta ekor.

Baca Juga: Merasa tak dilindungi, peternak mandiri gugat pemerintah

“Kami sudah menawarkan kepada peternak yang datang ke Berdikari, kalau berminat mengelola ayam Parent Stock (PS) bersama kita. Dengan syarat tidak bisa perorangan, tapi dengan koperasi atau badan usaha lainnya yang terdiri dari gabungan peternak rakyat," ujar Harry.




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×