kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45905,40   -0,90   -0.10%
  • EMAS1.318.000 0,61%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kemendag sebut biaya produksi industri perunggasan semakin tinggi, ini pemicunya


Kamis, 22 Juli 2021 / 20:34 WIB
Kemendag sebut biaya produksi industri perunggasan semakin tinggi, ini pemicunya
ILUSTRASI. Kemendag sebut biaya produksi industri perunggasan semakin tinggi, ini pemicunya


Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Noverius Laoli

Sementara itu, Dewan Pembina Gabungan Organisasi Peternak Ayam Nasional (Gopan) Tri Hardianto mengatakan, pada dasarnya peternak mandiri, khususnya skala menengah sudah mampu memelihara GPS dengan skala 3.000-9.000 ekor.

Hanya saja, perlu adanya upaya pemerintah untuk dapat mendukung dan memfasilitasi hal tersebut. Kriteria pemerintah terkait alokasi GPS seharusnya bisa diberikan kepada peternak yang mempunyai kemitraan supaya DOC FS disalurkan kepada peternak rakyat.

"Jangan sampai peternak mandiri besar diseret menjadi mitra integrator. Hal ini tidak memandirikan peternak, Justru mengharapkan pemerintah mendorong peternak untuk membangun integrasi-interasi kecil," ujar Tri.

Baca Juga: Harga ayam berpotensi turun akibat PPKM Darurat, ini kata Kemendag

Meski begitu, Tri mengatakan, kemandirian bibit bagi peternak rakyat atau mandiri selama ini sebagian telah terpenuhi oleh pemerintah melalui PT Berdikari. Ia berharap, Berdikari mampu mendukung tersedianya DOC FS bagi peternak rakyat atau mandiri.

“Silahkan end usernya siapapun (peternakan PS), namun kami harapkan yang tidak memiliki peternakan atau budidaya ayam sehingga DOC FS nya bisa dilepas untuk peternak mandiri atau rakyat,” tutur Tri.

Selanjutnya: Seminggu pelaksanaan PPKM Darurat, pedagang pasar keluhkan omzet menurun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×