Reporter: Ratih Waseso | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Perdagangan (Kemendag) akhirnya turun tangan setelah para pedagang mengancam akan melakukan mogok berjualan karena tingginya harga daging sapi.
Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kemendag, Didi Sumedi, menyebut, tingginya daging sapi dikarenakan adanya kenaikan harga sapi hidup impor asal Australia.
"Disampaikan memang ada kenaikan harga sapi di Australia, yang memang katanya mereka sedang melakukan program repopulasi atau regenarasi populasi sapi mereka. Sehingga mereka sedikit menahan ekspor mereka, sehingga memang gejala supply-demand ini agak berubah. Kita tahu kalau suplainya sedikit berubah pasti harganya naik," jelas Didi dalam keterangan resmi Kemendag pada Kamis (21/1).
Merespons kondisi ini, Kemendag melakukan kunjungan ke PT Suri Nusantara Jaya - Cold Storage, Bekasi, Jawa Barat pada Kamis (21/1). Kunjungan dilakukan dalam memastikan ketersediaan daging sapi dan kerbau untuk pasar.
Baca Juga: Pedagang daging sapi mogok jualan hingga 24 Januari, ini penjelasan asosiasi
Didi menerangkan, pemerintah berupaya mencari sumber lain baik dari negara lain ataupun dari perusahaan daging beku seperti PT Suri Nusantara Jaya. Pemerintah ditegaskan takkan tinggal diam dengan kondisi saat ini, kerjasama dilakukan kepada semua stakeholder, baik pemilik daging beku, importir sapi bakalan, serta rumah pemotongan hewan (RPH) untuk berkomitmen memasok kebutuhan pasar.
"Tentu kita tidak tinggal diam dalam hal ini kita mencoba sumber lain, masih banyak, bisa dari Brazil, sapi bisa dari Meksiko kita sedang menjajaki beberapa langkah kedepan. Terutama tidak hanya untuk dalam jarak dekat saja, tapi juga dalam rangka mengisi stok di Ramadhan dan Idul Fitri mendatang," imbuhnya.
Didi menegaskan saat ini sapi potong masih tersedia, hanya saja memang diperlukan waktu pembesaran sebelum masuk waktu pemotongan. "Masih ada sapi potong baik yang dalam negeri dan ex import masih ada. Masih cukup, bukan hilang, soalnya mereka pun ada masa potong yang harus membesarkan mereka melakukan pembesaran dulu," ungkapnya.
Baca Juga: Pedagang daging sapi mogok, Ikappi: Ini bentuk protes karena harga tak kunjung turun
Sekjen Kemendag Suhanto menegaskan, pemerintah terus mengambil langkah dengan berkoordinasi bersama berbagai pihak dalam rangka mengisi dan memastikan terpenuhinya daging bagi masyarakat.
Adapun Ia menerangkan, PT Suri Nusantara Jaya kini memiliki stok sebanyak 17.000 ton daging sapi dan kerbau yang dapat memenuhi kebutuhan pasar terutama di DKI Jakarta. Suhanto juga meminta masyarakat tak perlu khawatir untuk ketersediaan daging di pasaran.
"Kebutuhan di DKI saja 1 bulan hanya 5.500 ton artinya kalau dari sisi itu ini [PT Suri] bisa cukup untuk memenuhi sekitar 3 bulan. Sejalan dengan itu kami bekerjasama dengan APDI dan PT Suri mereka sudah ketemu sudah komitmen mulai besok mulai mengisi lagi daging sapi dan kerbau ke pasaran," imbuhnya.
Komisaris Utama PT Suri Nusantara Jaya Diana Dewi berharap, dengan adanya substitusi daging segar ke daging beku di pasaran dapat secara perlahan menstabilkan harga daging di pasar.
Baca Juga: Kinerja Japfa Dijaga Stabilnya Harga Broiler, Simak Rekomendasi untuk Saham JPFA
"Memang terjadi kenaikan harga untuk sapi hidup, sehingga harga daging sapinya di pasaran akan naik. Dengan substitusinya adalah daging beku, mereka [APDI] sudah lihat sendiri dan mudah-mudahan mereka bisa melakukan penjualan dengan subtitusi. Jadi harganya bisa terkerek ke bawah itu harapan dari saya," ujar Diana.
Sementara itu, Sekjen Asosiasi Pedagang Daging Indonesia (APDI) Yayan Suryana menyampaikan, melihat stok dari PT Suri Nusantara Jaya pihaknya memastikan esok sudah mulai ada pedagang daging yang kembali berjualan. Namun Yayan memastikan 100% pedagang daging baru dapat kembali berjualan pada malam Sabtu esok.
"Dengan stock ini kami cukup gembira karena pasokan itu ternyata ada. Kami main kemari ternyata Alhamdulillah ini jawaban buat kami. Kami siap untuk berjualan lagi," ungkapnya.
Selanjutnya: Harga tinggi, pedagang daging sapi mogok jual mulai 20-24 Januari, ini alasannya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News